Perangi Stunting di Pinrang, Ketua TP PKK Kunker ke Patampanua

KILASSULAWESI.COM, PINRANG – Pengentasan stunting adalah salah satu prioritas nasional Presiden Joko Widodo ditengah wabah Covid-19, dan itu menjadi perhatian sejumlah daerah. Salah satunya di Kabupaten Pinrang, melalui Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Dari data yang dihimpun, keaktifan organisasi yang di pimpin Andi Sri Widiyati Irwan yang juga menjabat Ketua Forum Kabupaten Sehat dengan melakukan kunjungan kerja kesejumlah wilayah kecamatan.

Seperti yang dilaksanakannya di wilayah Kecamatan Patampanu, kemarin. Kunjungan kerja Ketua TP PKK Pinrang Andi Sri Widiyati Irwan di wilayah kecamatan dalam rangka memerangi dan menekan angka stunting di Bumi Lasinrang. Sasarannya adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dijadikan wadah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak.

Bacaan Lainnya

Dalam kunjungannya itu, istri dari Bupati Pinrang, HA Irwan Hamid menyerahkan bantuan kepada keluarga anak stunting. Bantuan yang diserahkan meliputi susu formula dan kebutuhan pokok untuk memenuhi gizi keluarga anak yang mengalami stunting seperti beras, telur, minyak goreng, biskuit dan kebutuhan pokok lainnya.

Selain itu, Andi Sri juga menyerahkan sabun cuci tangan dan hand sanitizer sebagai kampanye untuk menjaga pola hidup sehat dan bersih di tengah pandemi Covid-19. Andi Sri berharap bantuan tersebut dapat membantu penerima manfaat. Sementara untuk fasilitas pelayanan kesehatan Posyandu, kata Andi Sri, kiranya dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.

Hadir dalam kegiatan itu, Kadis Kesehatan Pinrang, dr Dyah Puspita Dewi beserta jajarannya dan pengurus TP PKK Pinrang. serta Camat Patampanua, Andi Tambero beserta jajarannya dan Ketua TP PKK Kecamatan Patampanua. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pihak bekerja sama menurunkan angka stunting di Indonesia. Hal tersebut disampaikan pada Pidato Kenegaraan di Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Sidang Bersama DPD DPR, beberapa waktu lalu.

Penurunan angka stunting dilakukan agar anak-anak Indonesia bisa tumbuh menjadi generasi yang premium. Upaya itu harus dilakukan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan kuat. Sehingga nantinya Indonesia memiliki anak bangsa yang pintar dan berbudi pekerti luhur serta mampu berkompetisi di tingkat regional dan global.

Untuk mewujudkan generasi premium juga dibutuhkan perluasan akses kesehatan dengan pemanfaatan teknologi dan pembangunan infrastruktur dasar ke seluruh pelosok tanah air. Stunting sendiri adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting karena kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Pemerintah gencar mengkampanyekan gerakan pencegahan dan penanganan stunting karena saat ini prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2018 sebesar 30,8 persen. Angka ini berada di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20 persen. Menjadi perhatian juga karena prevalensi stunting/kerdil balita Indonesia ini terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara di bawah Laos yang mencapai 43,8 persen.

Penyebab stunting sebenarnya multifaktor, karena itu penyelesaiannya harus dilakukan secara multisektor. Stunting bisa terjadi karena kurangnya jumlah asupan makanan atau kualitas makanan yang kurang baik, misalnya, kurangnya variasi makanan. Selain makanan, kesehatan ibu selama kehamilan, pola asuh dan kesehatan anak, serta kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan.

Adapun dampak stunting bisa berlangsung sepanjang kehidupan. Gawatnya, kekurangan gizi pada masa anak-anak berdampak serius tidak hanya saat usia kecil anak, tapi berdampak pada sepanjang hidupnya. Stunting memengaruhi kapasitas belajar pada usia sekolah, nilai dan prestasi sekolah, upah kerja pada saat dewasa, risiko penyakit kronis seperti diabet, morbiditas dan mortalitas, dan produktivitas ekonomi.
Oleh sebab itu jika tidak ditangani dengan baik, persoalan stunting yang masif dapat menganggu produktivitas nasional dan mengancam masa depan generasi muda dan bangsa.(*/ade)

Pos terkait