PAREPARE, KILASSULAWESI– Pelaksanaan Festival Salo Karajae yang berlangsung lima hari dari tanggal 27 September hingga 1 Oktober 2022 berjalan sukses. Disporapar Kota Parepare pun mengklaim jumlah pengunjung mencapai 38 ribu orang, hingga perputaran ekonomi melalui transaksi yang cukup fantastis hingga Rp1,9 Miliar.
Namun, dibalik itu semua berbagai sorotan mulai dari lokasi pelaksanaan di depan RS Hasri Ainun Habibie hingga biaya tenda dan hadiah lomba yang mewarnai even yang terdaftar dalam Kharsima Even Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) tak terbendung.
Salah satunya, cuitan yang memilukan datang dari peserta lomba perahu naga yang ikut meramaikan even tersebut. Dalam akun facebook Irfan Razak alias Wa Labona kecewa dengan hadiah yang diterimanya. Wa Labona mengatakan timnya keluar sebagai juara 3 pada lomba adu cepat perahu naga. Namun, ia tidak puas karena hanya mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 500 ribu. Sedangkan dalam satu regu lomba, terdiri dari 8 orang.
“Mengecewakan, satu tim 8 orang ini juara tiga, bagaimana dengan tim gowa juara satu hadiahnya Rp 1 juta, ongkosnya aja tidak tertutupi,” terangnya pada akun faceboknya. Karena postingan di medsos ini, Wa Labona lalu menerima banyak komentar warga net atau netizen.
Ia memposting sejumlah kekecewaan melalui sosial media bermaksud menyampaikan unek-uneknya ke masyarakat dan panitia penyelenggara. Wa Labona mengatakan kecewa karena hadiah yang didapatkan tidak sebanding dengan usaha yang telah dilakukannya. “Iya juara 3, habis ongkos 300 ribu buat biaya tim ku di lomba tersebut. Uang bisa dicari tapi bikin orang tersenyum dan bahagia itu mawatang (susah),” ujarnya.
Pada postingan terakhirnya, Wa Labona menyampaikan untuk tidak menerima hadiah dari panitia buntut dari kekecewaan dirinya. “Tabe saya irfan razak dikenal dgn panggilan wa labona ucapkan trima kasih kepada netizen yg turut merespon baik akan postingan ttg apa yg saya alami bersama tim dalam lomba perahu naga pekan lalu, begitu pula ucapan yg sama kepada netizen yg berkomentar yg kurang paham akan asas dasar sehingga unggahan kami mencuat ke publik, namun dalam hal ini kami meminta agar postingan kami tidak dicampurbaurkan dgn aura politik seperti apa yg tertuang dalam bbrapa kolom komentar, yg intinya kami sdh ikhlas dan sepakat untuk tdk menerima hadiah tsb walau dalam jumlah besar,” katanya dalam unggahannya.
Sebelumnya, Plt Ketua DPRD Kota Parepare, Tasming Hamid ikut membenarkan adanya informasi tersebut. “Kita akui kegiatan ini cukup meriah, walau banyak kelemahan dalam pelaksanaan. Salah satunya face atau lokasi yang sempit, sedangkan pengunjung memadati lokasi. Jadi kedepan harus mencari lokasi yang agak luas lagi,”kata legislator NasDem tersebut.
“Saya tiga kali mengunjungi lokasi pelaksanaan pada malam hari dan ramai. Terkait hadiah lomba kita baru mendengar usai kegiatan. Peserta asal gowa memang pulang lebih dulu, sebagai bentuk kekecewaannya,”ujarnya. Dia pun berharap kedepan berbagai sorotan maupun masukan ini dapat menjadi perhatian, dan semoga kegiatan KEN ini bisa lebih baik lagi selanjutnya.
Wakil Walikota Parepare, Pangerang Rahim dalam penutupan festival salo karajae berpesan kepada para pemenang lomba dari berbagai even untuk tidak berpuas diri, dan tidak berhenti sampai di sini. Tetapi teruslah berkreasi dan terus berupaya menggapai prestasi yang lebih tinggi, untuk kemajuan olahraga, seni budaya dan pariwisata di Parepare.
Dia berharap, festival ini mampu memotivasi organisasi kesenian dalam mengembangkan kreasi, dan membuat inovasi. Sekaligus mengaktualisasikan diri melalui aktivitas dan prestasi seni. Event ini juga merupakan bagian dari upaya pembinaan dan pelestarian budaya daerah.
Melalui event ini dapat menjadi perhatian dan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya pemerintah daerah, maupun panitia penyelenggara. Tetapi para seniman, pemerhati, pelaku wisata, dan masyarakat Parepare pada umumnya.(*)