PAREPARE, KILASSULAWESI– Kru kapal layar Arka Kinari yang sedang lego jangkar di Pelabuhan Cappa Ujung, Kota Parepare dalam rangkaian penelusuran jalur rempah. Menggelar konser gratis bagi warga masyarakat sekitar pelabuhan,
Ahad 16 Juli 2023, malam ini.
Penampilan kru kapal yang berjumlah 6 orang dibawah pemilik sekunar yang juga pasangan suami istri Grey Filastine dan Nova Ruth Setyoningtyas. Kedua pasangan suami istri ini, tampil langsung dari atas geladak kapal layar bertiang dua itu.
Geladak kapal berukuran kecil yang terletak di bagian belakang dan tengah, telah ditata sedemikian rupa layaknya sebuah panggung konser. Melalui dua layar lebar berukuran 3×4 meter yang terpasang di atas geladak.
Kedua pasangan suami istri terdebut tampil dengan musik alunan jawa, dan lagu beraliran kontemporer tersebut terinspirasi dari ramalan kuno “Sibyl” tentang kehancuran dunia akibat ulah manusia. Seperti diketahui, keduanya merupakan musisi internasional yang telah manggung di berbagai negara dan festival musik dari atas geladak Arka Kinari.
Ditengah konser tersebut, Nova Ruth Setyoningtyas berinteraksi dengan warga dan menjelaskan tentang tujuan dari perjalanannya berlayarnya sejak tahun 2016. Setelah Kota Parepare, perjalanan akan dilanjutkan ke Sulawesi Tengah dan lanjut ke Australia dan Filipina.
“Listrik yang kalian lihat murni dari tenaga surya. Tujuannya, untuk lingkungan alam yang jauh lebih baik,”ungkapnya disambut tepuk tangan warga.
Komposisi elektronik dan akustik yang bersumber dari berbagai bebunyian termasuk gamelan dan tembang karawitan serta lirik berbahasa jawa menjadi kekhasan keduanya dalam konsernya. Secara musikal, mereka menampilkan komposisi lagu dan kolase sound dengan pendekatan kontemporer multi budaya.
Ada unsur bebunyian khas Afrika, Asia, Arabik, hingga gamelan Jawa di antara deru musik elektronik, drum dan bass, industrial dan dubstep, di samping lirik lagu berbahasa Inggris, Indonesia bahkan langgam Jawa.
Setiap lagu yang dinyanyikan juga dikolaborasikan dengan tampilan visual yang sarat berbagai cerita tentang kerusakan lingkungan dan kehancuran bumi, serta kisah perjalanan mereka membawa misi seni budaya dan lingkungan.
Sebelumnya, puluhan warga asal Pulau Kapoposan dipimpin Kepala Desanya mampir untuk melihat lebih dekat kapal layar yang hampir berusia 1 abad tersebut. Kepala Desa Mattiro Ujung, Kecamatan Liukang Tupabiring, Kabupaten Pangkep, Hasanuddin mengaku sengaja datang untuk melihat lebih dekat. “Saya kira akan melewati pulau kami, sehingga menawarkan untuk mampir,” singkatnya.(*)