JAKARTA, KILASSULAWESI– Salah satu Alumni SMAN 2 (SMADA) Kota Parepare yang kini menempuh pendidikan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Muh Fichriyadi Hastira mendapat kehormatan diundang khusus untuk makan siang dan diskusi bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2024.
Makan siang bersama itu berlangsung di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tepatnya di Kantin Diplomasi Kementrian Luar Negeri. Alumni SMADA Parepare Jurusan IPA tahun 2014-2015 itu menjadi satu-satunya peserta luar Pulau Jawa yang terpilih mendapat undangan bertemu dan makan siang bersama Menteri Luar Negeri.
Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM) Luar Negeri 2024 yang mana Menlu melalui Live Instagramnya meminta untuk memberikan komentar mengenai Harapan terhadap Diplomasi Indonesia. Kemudian dipilih empat orang untuk makan siang bersama Menlu sebagai hadiah komentar terbaik.
Mereka yang terpilih selain Fichriyadi, diantaranya Halimatussa’adiyah asal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, PGSD, Pandeglang Banten, Valda Zahirra Sidqi asal Universitas Pasundan (Alumni) Ilmu Hukum, Kota Bandung, Jawa Barat, dan Hagi Al Imam asal Universitas Muhammadiyah Cirebon, Ilmu Komunikasi, Cirebon, Jawa Barat.
Sebelum makan siang bersama, para peserta diajak berkeliling Kantor Kemlu dan diajak masuk ke ruang kerja Menlu Retno Marsudi. Di ruang kerja itulah lahir berbagai macam kebijakan politik luar negeri Indonesia yang mana ruangannya dibuat senyaman mungkin agar komunikasi tidak tersekat-sekat. Jadi sering kali duduk di atas karpet ketika berdiskusi.
Dilanjutkan dengan makan siang bersama, di mana pada saat makan siang diselingi ngobrol terkait diplomasi Indonesia, kehidupan sehari-hari ibu menteri mulai dari pola hidup sehat, olahraga, hobi, rencana setelah tidak lagi menjadi Menlu, dan banyak lagi.
“Saya berkesempatan untuk membuka obrolan dengan menanyakan bagaimana waktu tidur dan istirahat ibu ketika dinamika dunia internasional yang sedang tidak baik-baik saja dan segala kesibukan ibu. Beliau menjawab bahwa sebagai seorang diplomat kita sudah ditanamkan untuk bekerja 24 hours, jadi harus terbiasa dengan itu. Di saat Indonesia malam, belahan dunia lain lagi siang, sehingga ketika ada hal-hal urgent saya harus siap untuk itu,” ujar putra dari salah satu Anggota DPRD Kota Parepare, Ibrahim Suanda saat berdiskusi dengan Menlu.
“Lebih lanjut saya juga menanyakan terkait komitmen dukungan Indonesia terhadap Palestina, yang mana ibu menjawab bahwa kita akan terus mendukung Palestina dengan berbagai macam track. Salah satunya beliau akan menyampaikan oral statements di ICJ pada Februari mendatang. Kemudian juga terus melakukan berbagai upaya untuk pembelaan Palestina yang sejatinya bukan konflik agama seperti yang beredar di masyakat, melainkan sebuah penjajahan sehingga perlu segera dihentikan,” ungkapnya melanjutkan kisah diskusinya.
Dia juga menanyakan momen ketika Menlu mendampingi Presiden RI ke Ukraina, Rusia, dan Afghanistan. “Ibu Menteri menjawab dengan kalimat yang berbekas di ingatan saya yaitu ngeri-ngeri sedap, dengan penjagaan ketat yang luar biasa dan diplomasi kepada seluruh pihak agar proses masuk dan keluarnya Presiden RI di daerah konflik aman dan terjaga,” kata Fichriyadi.
Fichriyadi juga mengungkap perasaannya saat makan bersama Menlu adalah sangat campur aduk, bahagia, bangga serta bersyukur dapat langsung ketemu dengan Menlu dan bercerita banyak hal dengan dia.
“Saya mendapatkan banyak pelajaran dari cerita-cerita ibu menteri. Tentunya saya berharap bahwa ibu senantiasa diberikan kesehatan untuk terus melanjutkan tugas negara sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia. Dan juga kalau ibu sudah tidak jadi Menlu lagi, sesuai kata ibu tadi mau pensiun. Oleh karena itu, selamat menikmati quality time dengan keluarga ibu,” harap Fichriyadi.(*)