Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hensa: Tangan Dingin Mentan Amran Bekerja

Pengamat politik Hendri Satrio

JAKARTA – Perum BULOG mencatat sejarah baru dengan lonjakan luar biasa serapan beras dalam tiga bulan pertama tahun 2025. Hingga akhir Maret, total beras yang berhasil diserap mencapai 725.513 ton, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lima tahun terakhir untuk periode yang sama. Serapan ini melonjak hingga 2.000 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencatat 35.000 ton.

Pengamat politik Hendri Satrio (Hensa) memuji keberhasilan ini sebagai bukti nyata kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang telah membawa perubahan signifikan di sektor pertanian. “Tangan dingin Mentan Amran terlihat jelas. Dalam waktu singkat, serapan BULOG melonjak, produksi beras meningkat, mafia pangan ditindak, dan efisiensi anggaran menghasilkan dampak maksimal,” ujar Hensa. Ia juga menekankan, pencapaian ini menjadi “kado istimewa” bagi masyarakat menjelang Lebaran.

Bacaan Lainnya

Keberhasilan yang diraih BULOG tidak lepas dari berbagai kebijakan strategis yang diterapkan oleh Kementerian Pertanian. Salah satu langkah penting adalah penghapusan rafaksi pada harga pembelian gabah, yang kini mencapai Rp6.500 per kilogram. Dengan kebijakan ini, gabah petani dibeli tanpa memandang kondisi, memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.

Selain itu, program pompanisasi menjadi salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi beras. Program ini memungkinkan irigasi tetap berjalan meski menghadapi kekeringan, yang pada tahun 2024 saja mampu meningkatkan produksi padi sebesar 1,49 juta ton dengan nilai ekonomi hingga Rp17,89 triliun.

Hensa menyoroti komunikasi dan kolaborasi yang solid antara Kementerian Pertanian, BULOG, dan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Kerjasama yang harmonis ini memastikan hasil panen petani terserap optimal, harga gabah stabil, dan ketahanan pangan terjaga. “Pemerintah kali ini berhasil menyampaikan pesan dengan baik. Koordinasi yang lebih baik membuat tambahan anggaran Rp16,6 triliun untuk BULOG terlaksana dengan efektif,” tambah Hensa.

Di bawah komando Menteri Amran, pendekatan terpadu dari hulu ke hilir diterapkan untuk meningkatkan produktivitas petani. Kebijakan ini mencakup penyediaan pupuk tepat waktu, pembangunan irigasi modern, dan optimalisasi alat serta mesin pertanian. Menteri Amran juga dikenal dekat dengan petani, memberikan akses komunikasi langsung melalui nomor pribadinya untuk mendengar langsung keluhan mereka.

Direktur Pengadaan BULOG, Prihasto Setyanto, menegaskan bahwa arahan Menteri Amran menjadi pendorong utama dalam menyerap gabah petani dengan cepat. “Kami fokus bekerja untuk memastikan petani tidak dirugikan menjelang panen raya,” tegasnya.

Namun, Hensa juga mengingatkan agar pemerintah tidak terlena dengan keberhasilan ini. Tantangan seperti cuaca ekstrem di musim hujan tetap harus menjadi perhatian utama. “Prestasi ini luar biasa, tetapi perjalanan menuju swasembada pangan yang sejati masih panjang,” kata Hensa.

Dengan berbagai strategi yang diterapkan, Kementerian Pertanian optimistis Indonesia mampu mencapai ketahanan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Produksi dalam negeri kini diyakini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa perlu impor.(*)

Pos terkait