Habiskan Rp 1,3 Miliar, Toilet Termahal Hanya Ada di Kota Parepare

Toilet dengan harga miliaran di Kota Parepare

PAREPARE, KILASSULAWESI- Pembangunan tiga toilet yang menelan anggaran Rp1,3 miliar di Kota Parepare, lengkapi fasilitas pengolahan air limbah dan AC disetiap ruang. Pembangunan toilet itu sempat menuai protes luas, namun Pemkot tetap membangunnya.

Namun faktanya, pembangunan sarana buang hajat yang dianggap paling mewah ini menurut Ketua DPRD Parepare, Rahmat Syamsu adalah bagian dari ciri-ciri kota maju. Menurutnya, pembangunan toilet tersebut diperuntukkan bagi masyarakat atau sebagai fasilitas umum.

Bacaan Lainnya

Yang tujuanya tentu saja mempermudah masyarakat untuk membuang hajat saat berada di luar. Khususnya di  tempat yang banyak dikunjungi orang setiap hari, seperti alun-alun Kota di Lapangan Andi Makkasau dan Pare Beach City (PBC).
Lalu sebagian besar masyarakat bertanya, kenapa mesti mahal, kalau cuma untuk buang hajat? Rahmat Sjamsu Alam menjawab, karena bangunan fisik toilet diletakkan di bawah tanah dengan tampilan yang moderen yang tentu saja tidak bisa dibangun sembarangan dengan menggunakan dana apa adanya.

“Anggaran toilet berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur Publik Daerah (IPD) sebesar Rp1,3 miliar lebih, itupun dibagi menjadi tiga, masing-masing Rp700 juta, Rp500 juta dan Rp150 juta lebih,” jelasnya, Rabu, 5 Oktober 2016.

Dan mengapa dana sebanyak itu hanya untuk toilet? Apakah tidak bisa disalurkan ke program lain seperti pendidikan, kesehatan maupun hal-hal yang bersentuhan dengan masyarakat. Ia pun menyebutkan, bahwa DAK IPD itu sudah ditentukan oleh pihak pusat, baik jenis atau peruntukannya. Termasuk seperti pendidikan, kesehatan, jalan/jembatan, sanitasi, air minum dan pertanian.

“Nah disini saya jelaskan, supaya tidak menjadi kesimpang siuran, kenapa harus toilet, karena memang usulan yang disetujui pusat adalah jalan/jembatan, air minum dan sanitasi, termasuk didalamnya adalah pembangunan toilet tersebut,” tandasnya.

“Jadi jelas peruntukannya. Sehingga tidak bisa dibawa ke mana-mana atau ke kegiatan lain. Muncul pertanyaan kenapa di lapangan Andi Makkasau, PBC, dan Pasar Lakessi, karena peruntukannya untuk sanitasi publik daerah. Yang penting sekarang pelaksanaannya diawasi. Mudah-mudahan setelah jadi, dapat dikelola dengan sebaik-baiknya, agar bermanfaat,” harapnya.

Paling penting bagi dia, adalah mengawasi pelaksanaannya. Kalau terjadi pelanggaran, laporkan segera ke penegak hukum. Yang kedua ingatkan kepada pemerintah, agar pengelolaannya benar-benar professional, agar tidak ada dana terbuang sia-sia,” tambahnya.
Pembangunan toilet yang representatif di Lapangan Andi Makkassau sendiri sebenarnya mendapat dukungan moril dari masyarakat pecinta lingkungan hidup.

Bahkan Ketua Forum Komunitas Hijau (FKH) Parepare H Bakhtiar Syarifuddin mengatakan, kehadiran sarana toilet umum di alun-alun kota, sesungguhnya sudah sejak lama diimpikan. Menurutnya, lebih sepuluh tahun lalu masyarakat Parepare sudah sangat membutuhkan fasilitas toilet umum di kawasan Lapangan Andi Makkasau. Intensitas kegiatan masyarakat di kawasan ini dinilai sangat tinggi.

Mulai terbit sampai terbenam matahari, bahkan sampai larut, aktivitas warga selalu tidak pernah sepi, seperti jogging track, sepak bola, voli dan lainnya.”Kehadiran fasilitas toilet umum sudah menjadi kebutuhan vital di Lapangan Andi Makkasau,” papar Ketua Fortanas Parepare ini.

Kegetolan Wali Kota Parepare, HM Taufan Pawe merevitalisasi toilet umum di tengah ruang public, selayaknya mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Sebab tidak dapat dipungkiri, pengunjung di kawasan ini sering sekali mengalami kesulitan dan kerepotan mencari toilet umum. Sehingga tidak jarang mereka harus numpang toilet di sekitar rumah penduduk, atau di perkantoran terdekat.

“Letaknya yang berada di bawah tanah, itu tentunya selain memberikan nilai tambah performance alun-alun kota yang berdaya guna, juga akan mendukung citra dan mempertahankan estetika Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun,” pungkasnya.(*)

Pos terkait