Terungkap, Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih Nadiem Makarim Jabat Mendikbud

KILASSULAWESI.COM, JAKARTA – Beberapa kalangan menyatakan keraguannya, terhadap sosok Nadiem Makarim yang dipilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) oleh Presiden Joko Widodo pada kabinet baru. Untuk itu, Presiden Joko Widodo mengungkapkan alasan dirinya memilih pendiri aplikasi Gojek, Nadiem Makarim, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Menrutnya, ia ingin melakukan loncatan kemajuan di sektor tersebut.

“Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, aplikasi sistem yang bisa mempermudah dan bisa membuat loncatan. Sehingga, hal-hal yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang menjadi mungkin. Oleh sebab itu, kenapa dipilih Mas Nadiem Makarim,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 23 Oktober, kemarin.

Bacaan Lainnya

Jokowi menjelaskan, Nadiem sebelumnya telah memaparkan program-program yang ditargetkannya, untuk meningkatkan sektor pendidikan dan kebudayaan. “Saya berharap dengan implementasi teknologi dalam bidang tersebut, maka lompatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat tercapai,” ujarnya.

Untuk posisi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbu), Jokowi menyerahkan semuanya kepada Mendikbud, tergantung kebutuhannya. “Sekali lagi, ini kita mengelola sebuah negara yang besar, jadi kalau ada Wamennya dan kalau memang itu berikan dukungan ya tidak apa-apa, kami akan beri Wamen,” tuturnya.

Sebelumnya, Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengaku sangsi, atas dipilihnya Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Meski pria 35 tahun tersebut telah mengenyam pendidikan ternama di Amerika Serikat, sosok Nadiem dirasa tidak cocok dengan pendidikan di Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Muhammad Ramli Rahim menilai, meski Nadiem sukses dalam bisnis transportasi online, sosoknya tidak cocok untuk memimpin sebuah kementerian yang dipenuhi orang-orang pintar dan berpendidikan tinggi. “Nadiem Anwar Makarim memang Alumni Brown University Amerika Serikan dan juga Alumni Harvard Business School Amerika Serikat, tetapi tahu apa Nadiem soal pendidikan negeri ini,” kata Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Muhammad Ramli Rahim dalam pernyataan resminya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ramli menjelaskan, persoalan terbesar yang akan dihadapi Nadiem kedepan yakni, pada 2045 Indonesia bermimpi menjadi negara maju dengan PDB terbesar keempat dunia, sedangkan pada tahun 2030 adalah puncak bonus demografi Indonesia. “Hasil PISA, kompetensi generasi bangsa di bidang matematika, reading dan sains berada pada level 0-2 dan dicap bangsa Indonesia baru bisa menghadapi abad 21 setelah 1000 tahun mendatang,” ujarnya.

Hal senada juga diutarakan Anggota DPR Fraksi PKS Abooebakar Alhabsyi, menurutnya keputusan Joko Widodo (Jokowi) memilih pebisnis Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menimbulkan pertanyaan publik. “Kemampuan Mas Nadiem Makarim dalam mengelola bisnis tidak saya ragukan. Namun, tak salah juga jika saya mengkhawatirkan nasib dunia pendidikan kita ke depan,” kata Abooebakar.

Secara umum, Aboebakar mengapresiasi susunan Kabinet yang diumumkan Jokowi dengan komposisi, dari 38 orang, sebanyak 21 berasal dari kalangan non-partai. Dengan demikian, setidaknya ada 55 persen para menteri berasal dari kalangan non-partai, sedangkan yang sisanya sebanyak 45 persen berasal dari partai politik. “Bisa jadi banyak ide besar dan kreatif yang mereka bawa untuk mengembangkan kementerian. Saya kira ini adalah langkah berani dari presiden yang bisa membawa harapan baru bagi masyarakat,” pungkasnya (FIN/ade)

Pos terkait