Adaptasi Kondisi Pandemi Covid-19, PHRI Dorong Hotel Jaga Protokol Kesehatan

KILASSULAWESI.COM, PAREPARE — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta ke pengelola hotel agar mampu beradaptasi terhadap kondisi pandemi Covid-19. Adaptasi itu, kata Ketua PHRI Kota Parepare, Yusuf Diponugroho Parawansa melalui penyediaan sarana dan prasarana serta menjaga protokol kesehatan. Sebab dengan protokol kesehatan, izin usaha perhotelan mampu dibuka. Kemudian membuka peluang untuk mendatangkan tamu.

Pentingnya protokol kesehatan itu merujuk ke peraturan Perwali Nomor 31 tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan protokol kesehatan. “Jadi, hotel harus terbiasa dengan protokol kesehatan. Harus ikut arus. Kalau tidak ikut tidak jalan apa apa, karena masalah Covid pasti lama,” jelas Dipo, Rabu 11 November 2020.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare, tercatat ada 10 hotel yang tutup pada periode Maret – April. Kesepuluh hotel tersebut diantaranya, Hotel Kenari, Satria Wisata, Pare Wisata, Gazzas, Rich, Delima Sari, Kumala Sari, Bugis, Mario dan Youtefa. Sepuluh hotel itu kini, dari pantauan pribadi Dipo, sudah mulai buka kembali. “Saya lihat sekarang sudah agak membaik (ekonomi). Seperti Hotel Satria, Kenari dan Mario sudah mendingan, karena sudah ada acaranya. Sebagian besar sudah membaik perkembangannya. Cuma tidak seperti tahun lalu perbandingannya,” ujarnya.

Tahun 2019, sesuai data PHRI tingkat hunian 80 persen. Sementara, tahun 2020 hanya berkisar 60-70 persen di Kota Parepare. Menurutnya, pengunjung hotel saat ini hanya didominasi oleh tamu domestik. Masa pandemi Covid-19 ini, membuat aktivitas kunjungan mancanegera menjadi terbatas. Baik penerbangan maupun pelayaran. “Biasanya di waktu normal, tingkat keterisian kamar hotel dipengaruhi oleh datangnya turis.Tamu bule tidak ada sekarang. Sekarang tamu dari domestik,” sebut Dipo.

Namun, pada awal pandemi memang sejumlah hotel pernah tutup karena kunjungan domestik terbatasi oleh aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Tanggal 15 Maret mulai drop, terjun bebas sampai dua bulan. Itu karena orang belum terbiasa, masih kaget, paranoid. Sekarang sudah mendingan PSBB sudah dilonggarkan dan tamu ikut juga dengan protokol kesehatan,”jelasnya.(esa/B)

Pos terkait