KILASSULAWESI.COM, SIDRAP — Sebuah video yang menampilkan perjuangan seorang guru beserta sejumlah murid SD di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan ke sekolah viral di media sosial. Mereka terpaksa berjibaku naik rakit menyeberang sungai, lantaran jembatan gantung yang biasa dilaluinya ambruk sejak tahun 2020.
Dalam video yang beredar, tampak seorang guru perempuan menarik tali yang terhubung ke rakitnya untuk menyeberangi sungai. Pada video lainnya, sejumlah murid yang mengenakan seragam sekolah juga bersusah payah menyeberang sungai.
Diketahui, mereka adalah guru dan murid SDN 2 Belawae, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap. Mereka hampir setiap hari melawan maut hanya untuk pergi ke sekolah. Seorang guru SDN 2 Belawae, Hasmi menceritakan pengalamannya itu.
Ia menyebut 40 persen murid SD dari Dusun Empat harus menggunakan rakit ke sekolah. “Sekarang sudah seperti ini tiap hari, sejak musim hujan, anak-anak selalu menyeberang menggunakan rakit ke sekolah, mereka dari Dusun Empat daerah gunung, berjalan kaki cukup jauh lalu menyeberang lagi dengan rakit sampai ke sekolah,” kata Hasmi, Selasa 28 September.
Hasmi menjelaskan, sungai hanya bisa dilewati saat aliran sungai tidak begitu deras. Dia bilang, jika deras ataupun hujan lebat, para murid dan dirinya mesti menunggu lebih lama sampai situasi reda. “Beberapa kali mereka terjebak, tidak bisa pulang, karena saat hendak pulang hujan deras, aliran sungai juga deras sehingga terpaksa menunggu lama, bahkan ada murid saya yang menangis karena sudah lapar,” jelasnya.
Terputusnya akses antar Dusun Empat lantaran sudah tidak adanya jembatan gantung yang rusak akibat banjir bandang pada Juni 2020. “Sejak jembatan ambruk diterjang banjir bandang, akan sulit menyeberang saat air tinggi. Jadi harus menggunakan rakit. Tapi, jika tak hujan, masih bisa dilewati. Tapi Alhamdulillah, murid tetap antusias meski perjuangan melintasi sungai cukup berat,” katanya.
Hasmi berharap, pemerintah Kabupaten Sidrap segera memperbaiki jembatan gantung itu. Hal ini agar akses pelajar dan masyarakat sekitar kembali bisa berjalan normal. “Semoga nasib anak-anak di sini bisa diperhatikan,” harapnya.
Sementara itu, Sekda Sidrap Sudirman Bungi mengungkapkan, jembatan itu rusak sejak 2020, lalu. Sudirman menyebutkan, jembatan itu panjangnya kurang lebih 80 meter dan lebar 2 meter.
Dia mengaku, pihaknya akan membangun jembatan yang sama di lokasi itu. Hanya saja, kata dia, jembatan itu merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). “Desainnya sudah siap di dinas PU. Sekarang tahap pengajuan ke Balai Besar untuk supporting anggaran. Semoga tahun 2022 sudah bisa terealisasi,” ujar dia.
Dia mengaku, pihaknya akan membahasnya bersama DPRD jika BBWS tak mengucurkan anggaran untuk pembangunan jembatan itu pada 2022. “Ini kepentingan masyarakat Sidrap. Jika nanti tidak terealisasikan, maka dalam pembahasan APBD 2022 kita akan bahas di DPRD,” akunya.
Dia memperkirakan, estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan jembatan itu sekitar Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar. “Kita akan bikin jembatan yang permanen sekalian. Estimasinya antara Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar,” tutupnya. (ami/B)