BANDUNG, KILASSULAWESI- Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK, meminta kepada Ormas Muhammadiyah untuk menjadikan usaha rumah sakit sebagai momen untuk peningkatan amal ibadah dan amal usaha. Hal tersebut dikemukakan JK saat menyampaikan sambutan dalam peresmian Rumas Sakit (RS) Muhammadyah Bandung Selatan, di Jalan Raya Laswi, Ciheulang, Kabupaten Bandung, Kamis, 2 November 2022.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. Dalam sambutannya, JK mengatakan, meski rumah sakit saat ini sudah menjadi industri usaha yang berjaringan, tapi ia mengingatkan salah satu hal yang penting yaitu peningkatan amal usaha.
Sebab jika kekurangan pasien, berarti melakukan amal ibadah juga berkurang.
“Jadi Muhammadiyah juga begitu, bukan berharap banyak orang sakit saja agar rumah sakit bisa hidup. Tentu saja kita bahagia melihat orang masuk dengan meringis kesakitan keluar dengan tersenyum,” kata JK di Kabupaten Bandung.
Lebih jauh, Ketua Umum Pusat DMI juga mengingatkan tiga hal dari bidang rumah sakit yang tidak bisa dipisahkan. Yaitu tenaga medis, dalam hal ini kedokteran. kedua, teknologi serta yang ketiga adalah hospitality atau pelayanan.
“Biar tenaga medis bagus, tapi teknologi tidak bagus, juga tidak dilirik. Teknologi bagus tapi tenaga medis tidak bagus, juga bisa tidak laku, termasuk pelayanan. Itu bagian yang tidak terpisahkan,” tambahnya.
JK juga menyinggung soal fenomena rumah sakit saat ini yang sudah menjadi bagian dari jaringan atau industri bisnis berjaringan. Namun JK menyebut sebagai fenomena yang wajar. Pasalnya, dengan berjaringan maka akan menimbulkan biaya yang efisien.
“Lihat saja, dengan membeli obat dan peralatan medis dalam jumlah yang banyak tentu saja lebih murah dibanding harus membeli secara satu-satu. Nanti tinggal dikirim ke masing-masing rumah sakit jaringannya,” ungkap Ketua PMI tersebut.
Fenomena rumah sakit berjaringan, lanjut JK, menjadi pertanda jika rumah saakit semakin dibutuhkan. Hal itu, menurut JK, karena dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor pertama adalah penduduk yang makin banyak. kedua faktor pemanfataan asuransi dan sistem kesehatan yang makin baik. “Yang ketiga orang mulai ada kesadaran lebih tinggi utuk berobat ke dokter. Sebelumnya lebih percaya dukun. Sekarang dukun sudah turun pamornya,” kata JK bercanda.
Dengan keberadaan RS muhammadiyah tersebut, JK berharap agar peran Muhammadiyah makin bisa dirasakan dikalangan masyarakat Indonesia serta kualitas kesehatan makin bagus.(*)