Aktivitas di PT GNI Morowali Utara Kembali Normal

Kondisi di PT GNI Morowali Utara dimana karyawan mulai beraktivitas kembali

PALU, KILASSULAWESI– Perusahaan
industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah mulai beroperasional kembali, Selasa, 17 Januari 2023, dengan pengamanan personel TNI dan Polri, pasca terjadinya bentrokan.

Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, perkembangan situasi di lokasi PT GNI relatif kondusif. Ia menyebut hari perusahaan sudah kembali memulai operasional, dan pagi tadi nampak ratusan karyawan mulai berdatangan.
“PT GNI di Morowali Utara situasinya relatif kondusif, perusahaan hari ini mulai operasional, sesuai laporan yang saya terima pagi tadi ratusan karyawan sudah memulai berdatangan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Didepan pintu gerbang masuk kelokasi perusahaan, petugas security dengan diawasi petugas TNI Polri melakukan pemeriksaan ID Card karyawan yang mulai masuk kerja. Didik juga mengatakan, TNI dan Polri siap memberikan pengawalan dan pengamanan baik untuk para pekerja maupun keberlangsungan operasional perusahaan.

Didik pun mengimbau masyarakat dan karyawan agar tidak mudah terprovokasi dengan isu yang masih belum jelas kebenarannya. Terkait masalah-masalah industrial yang bisa diselesaikan secara aturan undang-undang, hendaknya dilakukan sesuai tahapannya.

Sebelumnya, Kapolri Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi bentrokan yang terjadi di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Bentrokan antara Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu terjadi, Sabtu, 14 Januari 2023 malam.

Dikabarkan, setidaknya dua pekerja meninggal dunia akibat bentrokan tersebut. Satu di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA). Lantas, bagaimana kronologi kejadian berujung maut tersebut?

Listyo menyebutkan, peristiwa bermula dari aksi mogok kerja oleh pekerja PT GNI, kemudian terjadi perbedaan pendapat karena ada yang setuju dengan aksi mogok kerja tersebut, namun ada juga yang menolaknya. Namun kemudian, muncul pemaksaan dalam aksi tersebut. Tak hanya di situ, kemudian muncul sejumlah provokasi yang kemudian diviralkan di media sosial yang seolah-olah Tenaga Kerja Asing (TKA) melakukan pemukulan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

“Jadi, peristiwa yang terjadi awalnya adalah adanya ajakan mogok (kerja) dari karyawan yang menimbulkan pro dan kontra, dan ada upaya pemaksaan, sehingga di situ muncul lah ditolak dan diviralkan dan diprovokasi, bahwa terjadi pemukulan dari TKA terhadap TKI,” kata Kapolri dalam Konferensi Pers di Istana Kepresidenan.

Ia menyebut, provokasi ini terjadi di saat ada perundingan terkait masalah ketenagakerjaan atau isu industrial antara pekerja dan perusahaan. “Bentrokan yang terjadi di perusahaan smelter GNI ini dipicu karena adanya provokasi yang muncul karena ada ajakan mogok kerja dan ada beberapa peristiwa yang terkait dengan masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan dan kemudian muncul viral seolah-olah telah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap TKI, inilah yang kemudian memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan,” paparnya.

Ia mengungkapkan, PT GNI tercatat memiliki sebanyak 1.300 pekerja asing (TKA) dan sebanyak 11 ribu TKI. Ke depannya, rencananya jumlah TKI akan ditambah menjadi sebanyak 30.000 orang. Listyo menyebutkan TKA yang bekerja pada pabrik pengolahan nikel tersebut memiliki kemampuan dalam mengoperasikan teknologi yang dimiliki PT GNI. “Jadi tugas TKA di situ, selain menangani hal-hal yang bersifat sangat teknis, juga melakukan transfer knowledge terhadap TKI yang ada,” ucap Listyo.

Selain itu, Listyo juga menyebutkan ada Politeknik yang didirikan untuk proses penyaluran kemampuan oleh TKA terhadap TKI. Oleh karena itu, menurutnya isu provokasi yang beredar di masyarakat tidak seperti yang disebarkan secara luas.
“Kita lihat di situ juga didirikan Politeknik untuk melaksanakan atau memberikan transfer knowledge terhadap TKI yang ada. Jadi terkait dengan isu provokasi yang ada saya luruskan situasi sebenarnya tidak seperti itu,” tandasnya.

Diketahui, akibat kejadian itu, pihak kepolisian telah mengamankan 71 orang dan 17 orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. “Dan saat ini personel pengamanan, baik dari TNI dan Polri, sampai dengan saat ini telah diturunkan perawat 548 orang dan akan kita tambah lagi dengan dua SSK Brimob dari pusat. Berdasarkan info terakhir bahwa perusahaan smelter GNI akan memulai kegiatan operasionalnya kembali besok pagi,” tuturnya.

Dirinya pun mengimbau agar masyarakat dan pekerja tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak jelas. “Oleh karena itu, tentunya ini saya imbau kepada seluruh masyarakat juga seluruh karyawan untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum tentu jelas barangnya. Kemudian terkait dengan masalah-masalah hubungan industrial yang bisa diselesaikan secara aturan undang-undang tentunya tahapan itu silakan untuk dijalankan,” tuturnya.(*)

 

Pos terkait