JAKARTA, KILASSULAWESI– Kondisi dunia yang semakin terkoneksi dan persoalan publik yang semakin kompleks saat ini menuntut seorang pemimpin untuk meningkatkan kemampuan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengatakan ada beberapa kemampuan yang dibutuhkan seorang pemimpin, salah satunya yakni digital leadership. “Kedepan digital leadership ini menjadi salah satu alternatif yang menjadi kunci sukses untuk memimpin yayasan maupun organisasi,” ujar Menteri Anas usai menghadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Bersama Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI) di Jakarta, Sabtu 28 Januari 2023.
Adapun digital leadership ini dimaksudkan agar seorang pemimpin publik lebih cepat tanggap dan melek akan teknologi agar mampu menangkap pesan dari masyarakat untuk membawa organisasi ke arah yang tepat dan lebih maju.
Selanjutnya, terkait digital leadership, ada dua digital skill yang dibutuhkan pemimpin, yakni hard skill dan soft skill. Dijelaskan, penguasaan terhadap teori dan metodologi sektor publik pada hard skill seperti teori organisasi, pengelolaan SDM sektor publik, dan analisis kebijakan publik saja tidak cukup. Perlu dukungan penguasaan teori dan metodologi dari ilmu yang lain sebagai minor subject, terutama pengetahuan dalam bidang digital technology.
Sementara itu soft skill, pemimpin perlu memiliki kemampuan analisis untuk berpikir kritis dan memberikan solusi pemecahan masalah. Selain itu penguasaan presentasi publik yang baik, penguasaan bahasa Inggris, coding, kreatif dan inovatif, resolusi konflik dan negosiasi, serta kolaborasi juga harus dimiliki seorang pemimpin. Lanjutnya, digital skill juga sangat diperlukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Adanya arsitektur SPBE diharapkan mampu menopang reformasi birokrasi tematik, yaitu RB penanggulangan kemiskinan, RB peningkatan investasi, serta RB percepatan prioritas aktual Presiden. “Digitalisasi berbasis arsitektur SPBE menjadi pilar bagi program reformasi birokrasi tematik yang berdampak luas bagi masyarakat,” jelas Menteri Anas.
Ada lima keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung pemerintahan digital. Keterampilan tersebut yaitu keterampilan kepemimpinan digital, keterampilan profesional digital, keterampilan sosio-emosional digital, keterampilan pengguna digital, serta keterampilan abad 21 dalam masyarakat. “Pada masa kini seorang pemimpin publik, semakin dituntut cepat tanggap dan melek akan teknologi supaya mampu menangkap pesan dari masyarakat untuk membawa organisasi ke arah yang tepat dan lebih maju,” tambahnya.
Sebagai Alumni Asrama YAPI, Anas juga berbagi motivasi kepada para mahasiswa. Menurutnya, selain digital leadership, kunci sukses seorang pemimpin yaitu ketaatan pemimpin dengan Tuhan. Ia juga mengapresiasi upaya asrama YAPI dalam mendidik mahasiswa. “Jadi di asrama ini ada disiplin yang cukup tinggi dan saya beruntung karena bisa tinggal di asrama ketika saya tinggal di Jakarta waktu itu,” pungkas mantan Bupati Banyuwangi ini.(*)