POLMAN, KILASSULAWESI –, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sedikitnya menemukan sebanyak 180 produk makanan rusak dengan rincian 15 Pcs rusak dan produk kadaluwarsa sebanyak 165 Pcs dengan nilai jual sebesar Rp 3.028 500.
Temuan BPOM tersebut didapatkan dari 4 sarana distribusi pangan yang ada di wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Pengawasan sarana distribusi pangan tim pemeriksaan BPOM Mamuju ini bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) dan Dinas Kesehatan Polewali Mandar.
Terhadap temuan tersebut, produk yang sudah tidak dapat dikonsumsi baik itu kadaluarsa, rusak/ataupun tanpa izin edar telah ditindaklanjuti dengan cara dimusnahkan di lokasi.
Kepala BPOM Mamuju, Suliyanto menjelaskan, jika di bandingkan beberapa tahun lalu, baik tahun 2022, 2021 hasil pemeriksaan tahun ini sudah banyak penurunan nilai temuan.
“Kurang lebih sekitar 20-25%, dan tentunya capaian ini hasil kinerja BPOM dan bersama Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar dalam pengawasan produk pangan.” kata Suliyanto usai melakukan uji sampel jajanan takjil di Pasar Sentral Pekkabata, Selasa, 19 Maret 2024, sore kemarin.
Selain melakukan intensifikasi pengawasan dan uji sampel Produk pangan, pada kesempatan itu tim Infokom Balai POM Mamuju melakukan edukasi ke pedagang ritel modern. Baik Indomaret, FJMJ dan Alfamidi, Dewi Sartika tentang pentingnya pemisahan penyimpanan bahan pangan dan non pangan pada bagian etalase promo.
Serta edukasi cek KLIK agar senantiasa secara berkala melakukan pengecekan pada setiap produk yang dijual di ritelnya dan menyampaikan informasi kepada petugas ritel tentang keutamaan dan penggunaan Aplikasi BPOM Mobile.
Usai melakukan pengawasan sarana distribusi pangan dan toko ritel modern Tim Balai POM mamuju bergerak ke pasar tradisional, yakni pasar sentral Pekkabata dan pasar induk Wonomulyo untuk melakukan Intensifikasi dan uji sampel produk pangan dan jajanan takjil berbuka puasa.
Dengan dilakukan sampling terhadap pangan dan jajanan takjil yang di curigai mengandung bahan berbahaya,di pada kuliner Pekkabata. “Ada 29 sampel makanan yang di uji dengan hasil uji semuanya dinyatakan negatif dan aman untuk di konsumsi.”ujar Suliyanto (*)