Target Olimpiade, Prof Nurdin Halid akan Hadirkan Base Camp Tennis Nasional

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) periode 2024-2028, Nurdin Halid saat bermain di Lapangan Tennis Jati Diri

PAREPARE, KILASSULAWESI– Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) periode 2024-2028, Nurdin Halid menetapkan target ambisius untuk membawa tenis Indonesia sudah masuk ke Olimpiade pada tahun 2028.

Pernyataan itu disampaikannya, Sabtu, 5 Oktober 2024 saat menggelar lomba Lawn Tennis di Lapangan Jatigiri dengan sehati tennis club di Lapangan Tennis Jatidiri, Kota Parepare.

Bacaan Lainnya

Prof Nurdin Halid yang juga merupakan Anggota DPR RI itu menyatakan komitmennya untuk meningkatkan prestasi tenis nasional. Pembinaan untuk usia dini akan dimulai dari daerah, dimana nantinya kita akan membuat base camp nasional diseluruh wilayah sebagai pusat pembinaan. Termasuk penempaan bagi anak usia 18 tahun menuju senior. ” Maka semua Pelti Kota dan Kabupaten akan disibukkan dengan berbagai kegiatan dari pusat,”ujar orang tua dari Bakal Calon Wali Kota Parepare, Andi Nuhaldin Halid.

Demi mewujudkan tennis lapangan sebagai target olahraga prestasi, lanjut Prof Nurdin Halid, pihaknya telah merancang berbagai agenda kejuaraan nasional mulai usia 12 tahun hingga senior dengan harapan akan berprestasi ditingkat nasional hingga dunia.

Prof Nurdin Halid, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, membawa pengalaman dan visi yang kuat untuk memajukan olahraga tenis di Indonesia. Dengan rencana untuk mengadakan liga profesional tenis dan memperkuat pembinaan atlet sejak usia dini.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh olahraga seperti Raffi Ahmad yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum, apa yang di cita-citakan Prof Nurdin Halud optimis bahwa target Olimpiade dapat tercapai.

Pelti Parepare Kecewa

Terpisah, Edy Leonardo selaku Wakil Ketua Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Parepare, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya perhatian dari Pemerintah Kota Parepare terhadap perkembangan olahraga tenis di daerah tersebut.

Edy menyatakan bahwa fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh pemkot masih sangat minim, sehingga menghambat potensi atlet tenis lokal untuk berkembang. ” Di Kota Parepare banyak pemain berbakat, cuma memang butuh perhatian lebih. Atlit tennis usia 10-12 tahun itu ada, jumlahnya mencapai 60 anak. Bahkan sering keluar daerah bertanding, dengan membawa nama daerah,”ujarnya.

Selama ini, lanjut pemilik Hotel Pare Beach itu kendala paling utama adalah finansial dan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah. Dan untuk menyiasati itu, orang tua atlitlah yang mensponsori.

” Dalam pembinaan, pelatih disini semua telah tersertivikasi. Hasilnya, dalam kejuaraan nasional di Kota Makassar, 6 atlit Parepare usia 8, 9 dan 12 tahun berhasil mencapai juara tiga dan mengharumkan nama Kota Parepare,”bebernya.

” Maka kami sekali lagi sangat membutuhkan dukungan yang lebih besar dari pemerintah kota, baik dalam bentuk fasilitas latihan yang memadai maupun program pembinaan yang berkelanjutan. Tanpa perhatian yang serius, sulit bagi kami untuk mencetak atlet-atlet berprestasi yang bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Edy.

Edy juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi olahraga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan olahraga. Pernyataan ini pun telah disampaikannya langsung ke Ketua Umum Pelti, dimana diharapkan dapat menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk lebih memperhatikan dan mendukung perkembangan olahraga di Parepare, khususnya tenis.(*)

Pos terkait