Serapan APBD Rendah Pengaruhi Kinerja OPD Enrekang

Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Enrekang, DR H Baba SE MM

KILASSULAWESI.COM, ENREKANG–Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) mencatat serapan Anggaran Pendatapan dan Belanja (APBD) Enrekang tahun 2019 masih rendah. Rendahnya serapan tersebut juga karena serapan dana alokasi khusus (DAK) masih terbilang rendah di 12 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang.  Hal itu terungkap dalam rapat monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan pembangunan daerah triwulan III. Monev capaian kinerja dihadiri seluruh OPD dan pimpinan DPRD.

Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Enrekang, DR H Baba SE MM mengatakan saat ini total realisasi fisik Pemkab Enrekang mencapai 71,20 persen. Namun realisasi serapan anggaran baru mencapai 60,35 persen. Dia menjelaskan, data capaian bobot kumulatif secara rata-rata untuk APBD Enrekang realisasi fisik 71,20 persen dan realisasi keuangan 60,35 persen, akibat disparsitas capaian antar OPD setempat.
Menurutnya, rendahnya realisasi juga berdampak pada media yang jauh dari bobot realisasi keuangan. “Kondisi ini bila dibandingkan triwulan III tahun sebelumnya, realisasi komulatif 70,24 persen dan realisasi keuangan komulatif 58,65 persen, kenaikan relisasi fisik dan capaian realisasi keuangan ada kenaikan,”katanya.

Dia menambahkan, realisasi serapan anggaran Pemkab Enrekang pada triwulan III dapat diketahui dari kategori sumber dana dekonsentrasi dan APBN, dana alokasi khusus (DAK), APBD provinsi dan APBD kabupaten. “Untuk dana dekonstrasi dilaksanakan dinas ketahanan pangan dan dinas pertanian (distan) total anggaran Rp4,572 miliar dengan capaian realisasi komulatif fisik 82,14 persen dan keuangan 78,64 persen atau Rp 3,658 miliar,” rincinya.

H Baba menambahkan, serapan anggaran yang masih rendah capaiannya, adalah DAK yang dikelola oleh 12 OPD, sebesar Rp109,9 miliar. Namun realisasi fisiknya baru mencapai 56,58 persen, keuangan 22,87 persen atau Rp26,054 miliar. Untuk APBD provinsi yang dikelola oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata dengan anggaran Rp2 miliar realisasi fisiknya hanya 59,0 persen dan keuangan 30,01 persen atau Rp601,9 juta. “Kita bisa simpulkan bahwa realisasi serapan anggaran masih rendah. Tentunya lebih mengejar target diakhir tahun yang dekat, sebab akan berimplikasi bisa mempersulit kinerja OPD sendiri dan memberi pengaruh signifikan capaian target akhir tahun,” pungkasnya. (her/ade)

Pos terkait