KILASSULAWESI.COM,BARRU- Selain potensi dan keunggulan calon bupati dan wakil bupati, ada faktor lain yang memengaruhi pemilih. Salah satunya nama besar di baliknya. Atau tokoh di belakangnya. Juga cara kerja mesin partai. Di Pilkada Barru, menurut Ketua Dewan Guru Besar STIE AMKOP, Prof Dr Ansar MSi, hal itu akan terjadi. Sebab walau kontestan memiliki potensi dan keunggulan, jika tidak ditopang kerja mesin partai dan tokoh di belakangnya, potensinya tidak akan berdaya maksimal. Dalam mengumpulkan suara pemilih.
Dari peta wilayah, ujar Ketua Kerukunan Keluarga WASKKAT Kabupaten Barru ini, wilayah atas (Tanete), terdapat tiga kecamatan merupakan lumbung suara pemilih yang cukup besar. Tanpa mengenyampingkan wilayah lainnya. “Di sini merupakan wilayah persaingan ketat tiga kontestan. Karena masing-masing memiliki basis suara dan berakar sebagai putra asal wilayah itu. Jika dalam kondisi seperti, pengaruh nama besar yang dimiliki salah satu penentu,” katanya, Selasa 8 September, kemarin.
Karisma nama besar itu, tambahnya, turut memengaruhi pilihan pemilih. Dan dari tiga pasangan calon, peta kekuatannya tersebar di beberapa kecamatan. Termasuk di Tanete. Nama besar itu, ada di balik sukses. Sebut misalnya Andi Salahuddin Rum, Balon Wakil Bupati yang mendampingi Malkan Amin. Ayahnya adalah mantan Bupati Barru dua periode Andi Muhammad Rum. Ibunya Hj Nurhudaya Aksa mantan Ketua DPRD Barru.
Lalu Andi Mirza Riogi Idris. Ia adalah putra mantan Bupati Barru Andi Idris Syukur. Ia pada Pilkada Barru 9 Desember 2020 ini, mendampingi petahana, Suardi Saleh.
Ada pula Mudassir Hasri Gani, putra Sekrov Sulsel, Abdul Hayat Gani. Ia didampingi Aksah Kasim yang merupakan Ketua DPC PKB Barru. “Pengabdian dan kontribusi yang telah diberikan kepada masyarakat di masa lalu dan sekarang ini, baik kandidat maupun orang-orang besar yang ada di belakangnya, cukup besar peluangnya memengaruhi pilihan masyarakat,” ungkapnya. Lalu berbicara soal keunggulan petahana dan penantang, Ansar yang yang juga Sekretaris Unit Pengembangan Sumber Daya Manusia (UPSDM) LLDIKTI Wil IX Sulawesi menilai, keunggulan petahana, jika selama pengabdiannya mampu menunjukkan prestasi.
Pembangunan yang sangat berarti dan dirasakan masyarakat. “Besar pengaruhnya terhadap masyarakat untuk memilihnya kembali,” tandasnya.
Sementara penantang harus mampu menunjukkan prestasi-prestasinya yang pro rakyat. Baik yang pernah dilakukan di dalam maupun di luar Barru.
“Karena itu menjadi tolok ukur masyarakat untuk memberikan penilaian. Kontribusi secara fisik dan non fisik yang pernah dilakukan penantang terhadap pembangunan masyarakat di Barru menjadi magnet atau perekat untuk meraih suara pemilih,”ulasnya.
Harapan mantan Rektor Universitas Tomakaka Sulawesi Barat ini, kontestan bersaing secara sehat dalam meraih suara terbanyak. Petahana dan penantang dalam Pilkada Barru 2020, diharapkan menghasilkan pemimpin yang amanah. Memiliki visi dan misi pembangunan yang mengutamakan kepentingan masyarakat daerah, membangkitkan perekonomian daerah serta memajukan lembaga-lembaga pendidikan. Sebagai salah satu sumber kecerdasan dan pengembangan skill generasi muda. Serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat Barru.(mad/A)