KILASSULAWESI.COM, MAJENE– Salah satu wilayah terisolir yang menjadi pusat gempa di Kabupaten Majene, menjadi perhatian relawan Wahda Islamiyah. Dengan berjalan kaki sekitar 15 kilometer, relawan menuju Dusun Paku, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene yang terputus. Dalam perjalanan dengan menggunakan kendaraan harus terhenti di Dusun Kabiraan, karena akses terputus menuju Dusun Paku. “Kami sekitar 13 orang relawan, terpaksa membawa bantuan menggunakan beberapa tas, menuju lokasi penyaluran bantuan. Akses ke tempat itu terputus,”ujar salah satu relawan Fendi, kemarin.
Fendi bersama tim memulai perjalanan ke atas gunung sejak pukul 14.30 Wita dan sempat beristirahat di tengah perjalanan karena kondisi sudah gelap. Ia menyebutkan, beberapa bantuan yang diangkut seperti sembako hingga bahan bakar. “Kami istirahat dulu di beberapa dusun yang dilewati,”ujar Fendi melalui via telegram.
Proses jalan kaki ini pun tidak biasa. “Sebenarnya, jika keadaan normal, perjalanan dengan kendaraan hanya menempuh waktu sebentar, tapi karena kondisi yang tak memungkinkan, jalan putus makanya kami harus mengambil solusi ini. Mau tidak mau harus ditempuh dengan jalan kaki dan memakan waktu,” tuturnya.
Terputusnya akses membuat bantuan bahan makanan tersendat. Selain itu, warga masih banyak mengungsi dan belum dapat bekerja kembali. Warga yang ditemui di sepanjang perjalanan mengaku belum tersentuh bantuan logistik.(*)