Sekda Majene Imbau Warga Pengungsi Kembali ke Rumah

KILASSULAWESI.COM, MAJENE – Pasca gempa susulan 5,2 magnitudo sebagian warga kembali mengungsi. Bahkan hingga saat ini masih ada warga tetap bertahan di tenda pengungsian. Sementara data kerusakan sarana dan prasarana (Sapras) baik milik pemerintah maupun rumah penduduk capai ribuan.

Sebelumnya, berkisar tujuh ribu sapras yang rusak akibat bencana alam gempa bumi di wilayah Kecamatan Malunda, Ulumanda dan Kecamatan Tubo Sendana. Kini data terakhir dari BPBD Kabupaten Majene meningkat menjadi 7.240 sapras. Itu lantaran adanya gempa susulan 5,2 magnitudo. Sehingga tadinya sapras yang hanya rusak ringan maupun sedang justru bertambah menjadi rusak berat.

Bacaan Lainnya

Pernyataan ini, diutarakan juru bicara (Jubir) satuan tugas (Satgas) transisi darurat ke pemulihan pasca gempa Majene, Sirajuddin pada Rapat Koordinasi (Rakor) lanjutan penanganan masa transisi pemulihan pasca gempa Majene di ruang rapat Sekda Majene.

“Untuk pendataan tahap kedua mencapai 7.240 sapras termasuk rumah penduduk yang rusak, dan kita berharap untuk pendataan tahap ketiga tidak akan ada lagi yang tersisa atau secara keseluruhan telah terkakomodir untuk disampaikan ke BNPB pusat, ” kata Sirajuddin.

Ia juga mengusulkan, untuk pemulihan trauma masyarakat perlu menggadeng pihak BMKG untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan kondisi dan potensi bencana lainnya. “Ini yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini, ada penyampaian kepada masyarakat agar bisa kembali ke rumah jika sudah memungkinkan,” pintanya.

Sedangkan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Ilhamsyah mengatakan, untuk penanganan masa transisi darurat perlu pendirian posko komando. “Apakah posko komando itu dipusatkan di Kantor BPBD Majene atau di lokasi lainnya. Selain itu, hasil identifikasi masalah di lokasi gempa yaitu butuh ketersediaan MCK, sarana pembuangan sampah termasuk persoalan gizi anak dan lainnya,” ungkapnya.

Sementara, Pjs Sekda Majene, H Masriadi Nadi Atjo saat memimpin rakor tersebut mengatakan, tim satgas perlu mengetahui realisasi identifikasi atas masalah yang ada di masyarakat. Paling tidak dengan membuat perencanaan dan langkah-langkah mitigasi yang sesuai. “Demikian juga jika memungkinkan masyarakat pengungsi dianjurkan untuk kembali ke rumah terutama yang sudah aman rumahnya tidak mengalami kerusakan parah, atau bisa menggunakan tenda darurat di halaman rumahnya. Namun, tentunya dengan jaminan kebutuhan pokok tercukupi,” pungkasnya.(edy/B)

Pos terkait