KILASSULAWESI.COM,MAMUJU TENGAH– Naiknya Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg, mulai dirasakan dampaknya di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Dimana, kenaikan harga LPG 3 kg mulai dikeluhkan masyarakat, terlebih harga jual di pasaran khususnya pengecer melebihi HET.
Padahal, Pemerintah Kabupaten Mateng telah menetapkan HET LPG seharga Rp18. 500.Namun kenyataannya, harga jual LPG 3 kg di tingkat kecamatan seperti Topoyo dan Tobadak telah mencapai Rp25-30 ribu pertabung.
Salah seorang warga Dusun Benteng, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak mengatakan, harga jual LPG 3 kg sudah mencapai Rp25-30 ribu per tabung. ” Harga ini sangat tidak membantu masyarakat kecil, malah mencekik masyarakat kecil. Kok, harganya sampai segitu, bukankah pemerintah sudah menetapkan HET. Kalau begini mati masyarakat tidak mampu. Apa lagi menjelang bulan ramadan,”ujarnya bersama warga lainnya.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Mateng, Asnawi Saleh menjelaskan, jauh sebelumnya sudah keluar Peraturan Bupati (Perbup ) Mateng dengan Nomor: 511.5/155/V111/2020 sebagai dasar hukum terkait penetapan HET. “ Sekarang ini kami lagi buat surat edaran untuk diedarkan di setiap pangkalan, serta rumah makan. Bahkan, minggu depan tim terpadu akan turun kelapangan dan akan menyidak setiap pangkalan serta ke pasar untuk mengecek harga jual LPG 3 kg.
Asnawi mengaku, keluhan masyarakat akan naiknya harga LPG 3 kg telah lama dikeluhkan. Terlebih,terindikasi banyak warga yang sudah mampu masih tetap menggunakan LPG 3 kg, padahal itu adalah hak orang miskin. “Kami meminta masyarakat jika menemukan pangkalan menjual LPG 3 kg diatas HET, apalagi menimbung segera laporkan. Dan akan ditindaklanjuti untuk diberikan sanksi sesuai pelanggarannya, termasuk kalau ada yang menemukan penimbunan,”tegasnya.
Salah satu pemilik pangkalan di Kecamatan Topoyo, Bambang menjelaskan, pangkalan yang dikelolanya tetap sesuai HET. Terkecuali untuk tingkat pengecer, kemungkinan ada yang menjual diluar HET atau yang di tetapkan pemerintah. “LPG 3 kg tidak langkah dan masih stabil, yang membuatnya langkah karena adanya oknum yang tak tahu diri mengambil hak masyarakat miskin dengan mengunakan LPG 3 kg,”tegasnya.(slm/B)