Innalilah, Wapres RI ke Sembilan Berpulang

Ist. Presiden Jokowi saat bertemu dengan Alm Hamzah Haz semasa hidup

JAKARTA, KILASSULAWESI-Innalillahi wainnailaihi rajiun.
Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaik bangsa ini atas meninggalnya Wakil Presiden ke 9, Hamzah Haz, Rabu, 24 Juli 2024.

Rasa kehilangan itu juga disampaikan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, HM Jusuf Kalla atau JK. “Kami semua mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya ke rahmatullah almarhum Doktor Hamzah Haz,” kata JK dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 24 Juli 2024, siang.

JK menilai, almarhum Hamzah Haz adalah tokoh sangat penting yang dimiliki bangsa ini. Hamzah Haz adalah Wakil Presiden ke 9, yang saat itu mendampingi Megawati Soekarno Putri.

Hamzah Haz, lanjut JK adalah sosok yang menemnpati banyak posisi temasuk sebagai ketua di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). “Beliau juga membaktikan dirinya sebagai politisi, cendekiawan dan juga tokoh islam yang baik,” tegas JK

Olehnya itu, Ketua Umum DMI ini mengajak masyarakat Indonesia untuk mendoakan almarhum Hamzah az. “Semoga almarhum diberikan tempat teraik disisiNya sesuai dengan amal ibadahnya. Al fatihah,” tutup JK.

Seperti diketahui, DR. KH. Hamzah Haz meninggal dunia pada jam 09.30 WIB di Klinik Tegalan. Saat ini Almarhum sedang diproses dimandikan untuk kemudian di salatkan di Masjid milik Beliau, Jl Nenas, Bogor. Rencananya, jenazah Hamzah Haz akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Cisarua, Bogor, siang ini setelah salat dzuhur.

Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940. Setelah lulus dari SMEA di Pontianak, dia mengawali karier sebagai wartawan sebelum melanjutkan pendidikan di Akademi Koperasi Yogyakarta. Pada 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan kuliah di Universitas Tanjungpura, jurusan ekonomi perusahaan.

Karier Hamzah dimulai pada tahun 1971 ketika dia menjadi Wakil Ketua Dewan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama atau DPW NU Kalimantan Barat. Pada tahun yang sama, dia terpilih sebagai wakil rakyat bagi NU. Setelah fusi NU dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif di PPP sebagai Ketua Umum dan menjadi anggota DPR RI dari 1971 hingga 1999.

Pada 1998, Hamzah diangkat sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden BJ Habibie. Namun, dia mengundurkan diri setahun kemudian akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak merangkap jabatan menteri.

Pada 6 Oktober 1999, Hamzah terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI periode 1999-2004. Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kemudian memintanya menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Persatuan Nasional. Namun, Hamzah kembali mengundurkan diri setelah dua bulan menjabat untuk fokus pada partainya.

Puncak karier politik Hamzah terjadi ketika dia terpilih sebagai Wakil Presiden RI menggantikan Megawati Soekarnoputri yang naik menjadi Presiden pada 2001.

Pemilihan oleh 700 anggota MPR itu mengunggulkan Hamzah atas Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung. “Jadi Ketua DPP itu tidak hanya siap jadi wapres. Jadi presiden pun siap,” ujarnya ketika itu.

Pada Pemilu 2004, PPP menempatkannya sebagai calon presiden berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden. Pasangan ini meraih 3 persen suara.

Hamzah Haz juga dianugerahi gelar doktor Honoris Causa dari American World University pada 1998, sebuah institusi yang tidak terakreditasi di Amerika Serikat. Meski begitu, perjalanan politik dan kontribusinya bagi Indonesia tetap diakui dan dihargai oleh berbagai kalangan.(*)

Pos terkait