Kepala BPOM Beri Kuliah di Harvard University tentang Era Baru Pengobatan Kanker

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar

BOSTON, KILASSULAWESI–Farmakologi terapi berbasis sel dan genetik diproyeksikan menjadi teknik pengobatan terpenting masa depan untuk penyakit degeneratif dan keganasan, terutama kanker dan kelainan bawaan atau genetik.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menyampaikan hal tersebut di hadapan guru besar, dosen, dan mahasiswa di Harvard Medical School, Harvard University, Aula Massachusetts General Hospital. ” Terutama untuk kanker dan kelainan bawaan atau genetik,” ujar Taruna Ikrar.

Bacaan Lainnya

Penerapan Terapi Sel dan Genetik

Menurut Taruna, penerapan terapi sel dan genetik telah menunjukkan hasil menggembirakan, meski sebagian masih dalam tahap penelitian untuk memastikan keamanan, efektivitas, serta mengurangi adverse reactions.

Melihat kenyataan di atas, lanjutnya, pada uji klinis glioblastoma (kanker otak), terapi sel dan genetik menjadi penemuan terpenting dalam sejarah pengobatan kedokteran.

Harapan Baru bagi Penderita

Penyakit Herediter dan Degeneratif
“Hal ini menjadi harapan baru bagi jutaan penderita penyakit herediter dan degeneratif yang selama ini tidak ada obatnya,” papar Ketua Harian Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS).

Namun, Taruna menambahkan bahwa investigasi jangka panjang diperlukan untuk memastikan sel basal yang ditransplantasikan bebas dari mutasi, tertanam secara stabil, dan dapat mempertahankan fungsi otak.

Studi Lebih Lanjut

“Studi selanjutnya untuk menyelidiki dan memperbaiki temuan yang dibahas dalam ulasan ini diperlukan untuk memvalidasi kelayakan terapi berbasis sel untuk pengobatan Glioblastoma,” imbuhnya.

Selain itu, diperlukan studi lebih lanjut tentang aplikasi transisi gen dan terapi berbasis sel ke perawatan klinis pada berbagai kelainan degeneratif dan penyakit keganasan kanker lainnya.

“Demikian pula, perlunya studi lebih lanjut tentang aplikasi transisi gen dan terapi berbasis sel ke perawatan klinis, pada berbagai kelainan degeneratif dan penyakit keganasan kanker lainnya,” pungkas Taruna Ikrar, salah seorang ilmuwan dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia.(*)

Pos terkait