PAREPARE, KILASSULAWESI– Pasar Semi Modern Lakessi semakin semrawut dengan tidak tertatanya bagian belakang pasar. Kondisi ini semakin diperparah dengan aroma bau tak sedap yang sangat terasa di sekitar area tersebut, membuat para pengunjung dan pedagang merasa tidak nyaman.
Lapak-lapak liar yang kian menjamur juga menambah kesan tidak teratur di pasar ini. Para pedagang yang tidak memiliki tempat resmi sering kali menempati lahan kosong tanpa izin, mengakibatkan penumpukan barang dan sampah yang tidak terkendali. Selain itu, pengelolaan sampah di pasar ini juga tampaknya tidak efektif, sehingga menambah buruk kondisi lingkungan.
Menurut beberapa pedagang, kondisi semrawut ini diduga kuat terjadi akibat ketidakbecusan pihak pengelola pasar. Salah satu pedagang, Ija menyatakan, setiap hari dia harus berurusan dengan sampah yang menumpuk dan bau tidak sedap. Pengelola pasar seharusnya lebih serius dalam menangani masalah ini.
“Selain itu sewa menyewa lapak juga kian tak tertata dengan baik, ada beberapa kelompok disini,” singkatnya tanpa menjelaskan lebih detail, Ahad, 19 Januari 2025.
Selain masalah kebersihan, kurangnya fasilitas yang memadai juga menjadi keluhan utama para pedagang dan pengunjung. Beberapa fasilitas umum seperti toilet dan tempat cuci tangan sering kali dalam kondisi rusak atau tidak terawat.
Beberapa pihak mengusulkan agar dilakukan perbaikan menyeluruh terhadap pengelolaan pasar dan fasilitasnya. “Pengelola pasar harus lebih proaktif dalam menangani masalah ini. Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi ini akan semakin buruk dan berdampak negatif pada perekonomian lokal,” ujar Bapak Rahman, salah satu pengunjung setia Pasar Lakessi.
Dalam upaya mencari solusi, diharapkan pihak terkait dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan revitalisasi pasar, termasuk penataan ulang lapak-lapak dan peningkatan fasilitas kebersihan.
“Perlu ada tindakan tegas dan cepat untuk mengembalikan Pasar Lakessi menjadi tempat yang nyaman dan tertib bagi semua. Aneh memang kondisi disini, waktu pembongkaran dan pembersihan lapak kalau tidak salah itu gunakan APBD yang nilainya ratusan juta toch,” tutup Bapak Rahman.(*)