Amran Sulaiman Geser Peringkat, Mentan Jadi Menteri Terbaik Kedua di Kabinet Prabowo-Gibran

JAKARTA– Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menarik perhatian publik. Dalam survei nasional yang dirilis oleh lembaga riset independen IndoStrategi, Amran berhasil menempati posisi kedua dalam daftar menteri dengan kinerja terbaik di kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Survei bertajuk “Kinerja Menteri-Menteri: 10 Peringkat Teratas Kinerja Menteri” menunjukkan tingginya apresiasi publik terhadap kinerja Amran, terutama dalam sektor pertanian nasional. Ia meraih skor 4,15 dari skala 1 hingga 5, hanya terpaut 0,05 poin dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, yang meraih posisi pertama dengan 4,20 poin.

Bacaan Lainnya

Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, kinerja para menteri berada dalam kategori “sedang” dengan  rata-rata nasional 3,54. Namun, para menteri di daftar teratas unggul berkat kejelasan kebijakan, efektivitas tata kelola, serta kepemimpinan yang responsif terhadap tantangan pemerintahan.

Gebrakan di Sektor Pertanian

Keberhasilan Amran meraih posisi kedua tidak lepas dari serangkaian gebrakan besar di sektor pertanian. Di tengah krisis pangan yang melanda negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina, Indonesia justru mencatat surplus beras nasional berkat kebijakan strategis yang diterapkan.

Kebijakan utama yang mendukung capaian ini antara lain:
✅ Peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga 100%
✅ Reformasi sistem distribusi pupuk
✅ Kenaikan harga gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram

Dampak dari kebijakan tersebut terlihat nyata. Hingga April 2025, stok beras di Bulog mencapai lebih dari 3,4 juta ton, angka tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Produksi beras nasional periode Januari–April 2025 juga naik hingga 62% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional Penyuluh Pertanian, Amran Sulaiman menegaskan bahwa capaian ini bukan hanya kerja pemerintah, tetapi juga hasil kerja keras petani. “Di saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras. Ini bukti nyata kerja keras petani dan dukungan kebijakan yang tepat,”tegas Amran.

Laporan terbaru dari United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia tahun ini mencapai 34,6 juta ton, menjadikannya negara dengan produksi beras tertinggi di ASEAN.

Dengan pencapaian ini, sektor pertanian semakin berkontribusi terhadap stabilitas harga beras di dalam negeri sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar pangan internasional.(*)

Pos terkait