Pemerintah Mantapkan Langkah Menuju Swasembada Pangan 2025

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memberikan keterangan pers

JAKARTA– Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam mencapai swasembada pangan dengan menargetkan peningkatan signifikan pada produksi padi nasional di tahun 2025. Dalam rapat evaluasi strategis yang membahas Luas Tambah Tanam (LTT), optimasi lahan (oplah), program cetak sawah rakyat (CSR), dan padi gogo, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya pengawasan harian agar seluruh target dapat tercapai.

Menteri Amran mengungkapkan pencapaian yang membanggakan sepanjang bulan Maret, di mana luas tanam meningkat dari 900 ribu hektare menjadi lebih dari 1,2 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya. “Ini capaian bagus, tetapi tidak boleh lengah. Evaluasi harus dilakukan harian, bukan bulanan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Beliau menargetkan LTT mencapai minimal 1,6 juta hektare. Dalam gaya kepemimpinannya yang tegas, Amran memperingatkan para penanggung jawab bahwa kegagalan mencapai target bisa berujung konsekuensi serius. “Kalau target tidak tercapai, kamu yang jadi target,” tegasnya.

Langkah Pemberantasan Mafia Pangan

Selain fokus pada peningkatan produksi, pemerintah juga bergerak agresif dalam memberantas mafia pangan. Lebih dari 20 tersangka telah ditangkap dalam praktik kejahatan yang mengganggu distribusi pangan. “Presiden memerintahkan untuk berantas korupsi dan mafia. Kami bekerja untuk rakyat, demi tegaknya merah putih di sektor pangan,” kata Amran penuh tekad.

Peningkatan serapan gabah oleh Bulog yang melonjak hingga 2.000 persen mendapat apresiasi dari Menteri Amran. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, capaian produksi beras saat ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Di sisi kesejahteraan petani, harga gabah meningkat signifikan, kini rata-rata di atas Rp 6.500 per kilogram dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 5.000–Rp 5.500.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menambahkan bahwa perhatian besar Presiden Prabowo terhadap sektor pertanian menjadi dorongan kuat bagi kemajuan program. “Presiden sangat concern terhadap ketahanan pangan kita. Ketersediaan pangan bukan hanya beras, tetapi juga komoditas lain,” ungkap Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar.

Mas Dar juga menyampaikan bahwa evaluasi harian terhadap LTT memberikan tren positif dalam satu bulan terakhir. Menurutnya, keberhasilan produksi ditentukan oleh proses yang matang, mulai dari pembenihan hingga irigasi yang memadai. “Kalau tanam banyak, insya Allah panennya pun akan melimpah,” tuturnya.

Dengan evaluasi intensif, pengawasan berlapis, serta kebijakan proaktif, pemerintah yakin produksi beras di tahun 2025 akan mencetak sejarah. Hasil evaluasi sementara menunjukkan peningkatan sebesar 60%, dengan produksi mencapai 16,5 juta ton dalam empat bulan pertama tahun ini angka tertinggi dalam satu dekade.(*)

Pos terkait