KILASSULAWESI.COM- PAREPARE
Hari ini sepertinya menjadi hari terburuk bagi Arif Fai. Rumah biasa dia tempati bersama keluarga ludes menjadi arang dan abu. Dilahap api, dini hari tadi.
Dia tak menyangka musibah itu menjadi hari terakhir menatap rumahnya yang utuh. Rumah bagi keluarganya dan rumah bagi usaha jualannya.
Berjualan dengan gardu berisi aneka minuman dingin, makanan ringan dan rokok. Kebakaran pagi buta tersebut terjadi di Jalan Reformasi, Kampung Baru, Kecamatan Bacukiki Barat, Kamis 29 Oktober.
Bersama tetangga yang berada di sekitar musibah, dia menatap pilu memandang dan bercerita kisah dirinya selamat. Arif, seorang buruh kapal di Pelabuhan Nusantara, Parepare, sejak subuh itu telah bangun karena mendengar teriakan api.
Dia dibangunkan oleh suara Timang, tetangganya yang melihat api tersebut. “Tolong, tolong, tolong, ada api,” teriak Bu Timang, tetangga Arif sesaat setelah sholat Subuh. Timang setelah teriak mengajak penghuni rumah untuk keluar.
Dirinya pun bergerak pergi, dengan perasaan kaget dan gemetar melihat api. “Larilah semua,” kenang Timang.
Api menurut Timang dan warga lainnya bermula dari kamar kakus, belakang bekas kafe. Yang berdekatan dengan rumah milik Arif lalu menjalar ke tiga rumah.
Ketika teriakan itu selesai, Arif lalu bergegas mengambil dua motor di dalam rumahnya. Untuk diselamatkan. Entah apa yang terjadi, tapi ketika musibah itu datang, Arif hanya memilih sepeda motor itu.
Sesudahnya, keluarganya turut diselamatkan, api pun sudah telanjur membakar utuh rumahnya. Meskipun, dia telah berusaha menyiram api dengan air seadanya dari drum sampai air sumur. “Saya pergi memadamkan api di jendela rumah. Sampai air habis, tak sempat selamatkan kasur, lemari, televisi, kulkas, meja dan gardu jualan,” kenang Arif.
Dia pun sampai saat ini masih menaruh sesal ke petugas pemadam kebakaran (Damkar), karena rumah miliknya tak terselamatkan. Padahal Damkar terbilang cepat datang. “Selangnya lama diurai dan mesin air lama pula baru menyala. Setelah menyala semprotan airnya tak tepat sasaran,” keluh Arif.
Harusnya pemadam kebakaran tidak berfokus ke sumber api di bekas kafe itu. Tapi juga dinding rumahnya yang mulai terkena kobaran api. Saat kejadian, empat mobil Damkar telah di lokasi.
Untuk diketahui, peristiwa ini membakar tiga bangunan rumah, terdiri dari satu rumah tinggal, rumah bekas kafe dan satu rumah kost. Arif juga mengenang, agar bangunan bekas kafe itu dindingnya dihilangkan saja agar tak berpenghuni.
Menurutnya kafe itu membawa bahaya. Karena membawa orang gila datang berdiam di sana. Dia pun berapa kali mengajak pemilik bangunan agar menghilangkan dinding bekas kafe itu. “Dinding rumah kosong dihilangkan saja, biar tidak ada yang tempati. Kadang ada orang gila stres tinggal di dalam,” jelas Arif.
Warga sekitar menyebut, bekas kafe itu sudah sejak lama telah di jual tanahnya. Namun, kafe tersebut belum dibongkar.(esa/B)