KILASSULAWESI.COM,MAMUJU– Dampak gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar) masih dirasakan warga. Gempa susulan juga masih terjadi. Sekira pukul 12.20 WITA, Senin 18 Januari, kemarin. Tercatat gempa susulan berskala kecil dengan kekuatan 2,7 magnitudo. Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) mencatat, ada 19.435 orang yang mengungsi. Dengan rincian 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majane.
Korban meninggal akibat gempa tersebut juga tercatat sebanyak 84 orang, yaitu 11 orang meninggal di Kabupaten Majene dan 73 orang di Kabupaten Mamuju. Pusdalops BNPB juga melaporkan sebanyak 64 orang mengalami luka berat di Kabupaten Majene dan 189 orang di Kabupaten Mamuju, sehinggal total korban dengan luka berat mencapai 253 orang. Sedangkan korban dengan luka ringan tercatat sebanyak 679 orang.
Kepala BNPB Doni Monardo dalam keterangan resminya mengatakan, tercatat 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene. Tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua yang masih dalam proses pendataan. Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro yang masih dalam proses pendataan.
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju serta Kabupaten Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI – Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak. “Saat ini tim personil BNPB masih melakukan assestment untuk wilayah terdampak gempa di Kabupaten Majene,” terangnya, kemarin. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.
BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu. Selain itu, bagi yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir, diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan. Hal senada juga disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Masyarakat diminta terus waspada dan tetap tenang bila mana terjadinya gempa susulan di Provinsi Sulawesi Barat dan sekitarnya.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Ahli BMKG Wilayah IV Makassar Barkah Yuniarto mengatakan, sampai dengan kemarin, pihaknya sudah mencatat sebanyak 39 kali gempa. Yakni 31 kali gempa susulan dan delapan gempa sebelumnya. Dari pengamatan sementara sekitar pukul 12.20 WITA, pada 18 Januari 2021, gempa susulan berskala kecil dengan kekuatan 2,7 magnitudo terjadi di kedalaman 21 kilometer dengan 26 kilometer arah barat daya Mamuju. Sedangkan gempa tektonik susulan sebelumnya, pada pukul 12.11 WITA, juga terjadi dengan skala 4,2 magnitudo. Analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter perkembangan dengan magnitudo 4,2 magnitudo itu menimbulkan getaran. “Kedalaman gempa hampir sama, karena ini merupakan rangkaian gempa susulan, jadi tidak jauh dari gempa utama 6,2 magnitudo kemarin, ” ungkapnya.
Saat ditanyakan apakah ada potensi gempa lebih besar dari sebelumnya 6,2 magnitudo itu, kata dia, kondisinya berbeda dengan karakter gempanya. Sebab, gempa susulan memang masih terjadi di sekitar Provinsi Sulbar, namun tidak seperti gempa yang lalu. “Untuk potensi masih ada, karena gempa susulan ini. dia (gempa susulan) tidak terlalu banyak setelah 6,2 itu. Tapi kemungkinan dia masih menyimpan energi yang besar, sehingga potensi terjadi lumayan besar itu masih ada,” bebernya.
Sementara itu, Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Darmawan, melalui siaran persnya menjelaskan, untuk jenis dan mekanisme Gempabumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Patahan Naik Mamuju (Mamuju Thrust Fault). Dampak Gempabumi adalah guncangan yang dirasakan di daerah Malunda III MMI (Getaran seakan-akan ada truk lewat), Mamuju II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang). Gempabumi ini masih termasuk ke dalam gempabumi susulan dari gempa utama 6,2 magnitudo itu.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. BMKG juga merekomendasikan kepada masyarakat melalui imbauan agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Ada baiknya menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” tandasnya. (*)