KILASSULAWESI.COM, SIDRAP — Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Salihi Saleh menjadi korban gempa susulan magnitudo (M) 6,2 yang berpusat di Majene, Jumat 15 Januari, lalu.
Salihi beserta asisten rumah tangganya, Siti selamat dalam peristiwa itu. Namun istrinya, Adriani Kadir, meninggal akibat tertimpa reruntuhan rumah.
Putri Salihi, Aulia mengatakan, kedua orang tuanya kala itu melaksanakan salat tahajud sebelum gempa terjadi.
“Sebelum gempa sekira pukul 2.28 wita, Jumat 15 Januari itu bapak sempat balas chat di grup keluarga. Bapak bilang baik-baik ji di sini (Mamuju, red). Setelah itu ada kabar kalau ada gempa susulan,” kenang Aulia, saat ditemui di ruang perawatan Anggrek RSUD Arifin Nu’mang Rappang, Kabupaten Sidrap, Rabu 20 Januari.
Aulia menyebutkan, selain ayahnya, asisten rumah tangga beserta kedua anaknya juga selamat dari peristiwa ini.
“Ada lima orang di dalam rumah saat gempa terjadi. Asisten rumah tangganya bapak, Siti dan dua anaknya Usman yang masih lima tahun dan Zahra usianya dua tahun. Mereka semua selamat, kecuali ibu yang meninggal karena tertimpa reruntuhan,” sebutnya.
Dia menuturkan, ayahnya masih trauma atas peristiwa ini. Dia berharap, ayahnya segera pulih dan kembali beraktivitas.
“Kami harap kondisi ayah segera membaik. Saat ini masih trauma dan belum mau bicara banyak,” tuturnya.
Saat ini, kata dia, ayahnya dirawat di ruang perawatan Anggrek RSUD Arifin Nu’mang Rappang, Kabupaten Sidrap.
Sementara ibunya dimakamkan di pekuburan Muhammadiyah Lautang Salo, Rappang, Kabupaten Sidrap.
“Ibu orang Rappang jadi dimakamkan di sini. Sementara ayah kita minta dirujuk ke rumah sakit di Makassar,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Arifin Nu’mang Rappang, Budi Santoso menjelaskan, Salihi mengalami luka memar di sekujur tubuhnya. Kata dia, pihaknya akan merujuk pasien ke Makassar karena permintaan keluarga. “Pasien ini keluarga dokter. Istrinya dokter di Kabupaten Mamuju. Kami akan rujuk ke Makassar atas permintaan keluarga,” kata Budi. (ami/B)