KILASSULAWESI.COM, SOPPENG — Pondok Pesantren (Ponpes) se Kabupaten Soppeng menggelar pertemuan di Ponpes Hidayatullah Salotungo, Selasa 24 Agustus. Wakil Bupati Soppeng, H Lutfi Halide membuka secara resmi kegiatan yang mengusung tema, penguatan manajemen pondok pesantren menuju pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Lutfi Halide dalam sambutannya, mengaku sangat tertarik dengan rumah belajar alam, dan berharap dapat menjadi tuan rumah di pertemuan rutin selanjutnya. ” Mari kita jadikan Kabupaten Soppeng menjadi daerah tujuan para orang tua untuk membawa anak-anaknya mondok di Soppeng,” ujarnya.
Kepada para pengurus dan pimpinan Ponpes, dia berharap semoga kedepannya dapat duduk bersama untuk membahas masalah apa yang ada di Ponpesan masing-masing sehingga kita dapat menyelesaikannya secara bersama-sama.
” Saya ingin mendorong para pembina pesantren untuk membuat sebuah usaha dengan melihat upaya apa yang bisa dilakukan disekitar Ponpes agar kedepannya kita dapat lebih mandiri,” tambah Wabup Soppeng.
Kepala Kantor Kementerian Agama Soppeng, H Fitriadi mengatakan, melalui kegiatan pertemuan silaturahmi ini diharapkan kepada para pimpinan Ponpes untuk meningkatkan sinergitas, dan turut membantu pemerintah daerah dalam memberikan informasi tentang Covid-19 kepada seluruh jamaah dan masyarakat. Sehingga semua Ponpes yang ada di Kabupaten Soppeng tetap menjaga protokol kesehatan.
Lanjut Fitriadi, ada beberapa hal yang harus betul-betul diperhatikan yakni, kelangkaan para ulama, modernitas, serta masalah kebangsaan yang merupakan suatu tantangan untuk semua Ponpes, sehingga dibutuhkan buah pikiran untuk menangkis dan menangani masalah itu.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulsel, Ustadz Ismail Mukhtar mengungkapkan, tentang Hidayatullah yang saat ini memiliki kurang lebih 400 cabang hampir di semua Kabupaten. Khusus di Sulawesi Selatan, kata dia, kabupaten yang terakhir dimasuki adalah Kabupaten Tana Toraja.
” Dimana hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan generasi kita dari berbagai tantangan dan rayuan yang membuat kita jauh dari Al-qur’an dan Allah SWT, apalagi semakin majunya teknologi saat ini,” kata Ismail Mukhtar.
Dia mengaku pihaknya akan senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada para pembina untuk mencintai negeri kita. Karena Hidayatullah, kata dia, sama dengan pesantren lainnya dengan memberikan pendidikan moral serta pendidikan kewarganegaraan termasuk pada saat terjadi bencana alam di Mamuju dan Palu turut membantu.
Dalam upaya untuk menyebarkan Islam, Ismail mengharapkan kepada semua pembina di seluruh kecamatan dan daerah lain, agar turut bersinergi dengan pesantren lain untuk dapat menambah santri sehingga Kabupaten Soppeng dapat menjadi Kabupaten yang religius.
” Tema yang diangkat pada pertemuan rutin ini merupakan harapan besar bagi kita, sehingga masyarakat akan memasukkan anaknya di pesantren. Karena dengan mondok dapat menyelamatkan anak kita agar tidak terjerumus pergaulan bebas,” pungkasnya. (wis/B)