Masyarakat Tinco Gelar Pesta Adat Pattaungeng

KILASSULAWESI.COM, SOPPENG — Masyarakat Tinco, Kelurahan Ompo, Kecamatan Lalabata, Soppeng, menggelar Pesta Adat Pattaungeng, Kamis 23 September. Dalam pesta adat tersebut dilaksanakan beberapa kegiatan. Diantaranya mappadendang dengan tabuhan alat tradisional seperti gong dan gendang dengan iringan musik diikuti tarian Mallangi Arajang.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan satu ekor kerbau sebagai wujud rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh yang kuasa. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Soppeng, H Asis Makmur mengatakan, secara etimologi Pattaungeng berasal dari kata taung, dalam bahasa bugis yang artinya tahun.

Dengan demikian Pattaungeng adalah tradisi yang dilakukan setiap tahun, karena setiap tempat memiliki nilai sejarah. Tujuan kegiatan ini untuk menjaga hubungan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah daerah, serta melestarikan tradisi dan adat istiadat sebagai bentuk kekayaan budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dipertahankan.

Bupati Soppeng, H Andi Kaswadii Razak dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang masih berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan budaya yang kita miliki. ” Kita harus memahami dan mengetahui secara utuh makna Bumi Latemmamala,” ujarnya.

Walaupun kita masih berada dalam situasi dan kondisi pandemi, kata Andi Kaswadi, namun keberadaan kita di tempat ini merupakan salah satu simbol kebersamaan masyarakat Soppeng yang setiap tahunnya dilaksanakan. Kita harus yakin bahwa dibalik itu ada doa yang tidak kita ketahui dan tidak menutup kemungkinan itu adalah doa dari para leluhur kita.

Intinya, lanjut Andi Kaswadi, keberadaan kita disini adalah salah satu cara kesyukuran kita yang dibingkai dengan acara musyawarah. Disini biasanya kelompok tani dan tokoh adat berkumpul untuk membicarakan banyak hal. Disamping itu, ini adalah pertanda bahwa kita harus bangga dan memahami keberadaan La Temmamala, dimana dia adalah Raja Soppeng yang pertama. ” Saya harapkan hal ini sering dan selalu kita lakukan, karena budaya mengajarkan kita tentang kebaikan dan kehidupan untuk saling menghargai baik sesama manusia dan alam,” pungkas Andi Kaswadi. (wis/B)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *