BARRU, KILASSULAWESI- Bencana banjir yang terjadi di wilayah perbatasan Parepare-Barru diduga kuat merupakan dampak langsung dari aktivitas penambangan galian C di area sekitar pegunungan tolong. Bahkan sebahagian besar pemerhati lingkungan berharap agar dilakukan rehabilitasi dan penghijauan kembali.
Banjir kembali yang melanda wilayah Kelurahan Bojo Baru, Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Parepare ini, diterjang banjir setelah hujan yang turun selama 4 jam pada Rabu malam, 1 Februari 2023.
Menurut laporan warga, adanya aktivitas tambang serta rusaknya lingkungan di pegunungan diduga menjadi penyebab banjir parah di Bojo Barru. Dikonfirmasi Lurah Bojo Baru, Mahyudin mengaku banjir yang terjadi di wilayah Bojo Baru akibat luapan air sungai dan air dari pegunungan.
Namun ia belum dapat memastikan apakah banjir disebabkan karena rusaknya lingkungan disekitar. “Kami masih akan survey baru bisa menarik kesimpulan,” katanya. Ditanyai terkait tambang galian C yang ada disekitar wilayah, Lurah Bojo Baru itu belum memberikan informasi.
Alasannya masih akan mengecek dengan melibatkan pihak ahli dalam lingkungan. Sekira 50 rumah warga yang terdampak banjir di wilayah Bojo Baru, termasuk kantor lurah dan puskemas tergenang air setinggi paha orang dewasa.
Bahkan dalam sebuah video yang viral terlihat salah satu pasien puskemas Bojo harus dievaluasi karena air yang masuk di dalam ruangan perawatan. “Semalam pak sekda, BPBD dan dinsos sudah berkunjung ke bojo,” kata Lurah Bojo Baru.
Banjir ini juga meluapkan air hingga ke jalan poros Parepare Makassar. Air yang meluap dari gunung tolong di perbatasan Bojo Parepare menggenangi jalan raya hingga menimbulkan kemacetan. Banjir serupa juga pernah terjadi di wilayah tersebut. Pada bulan Maret dan November 2022, banjir juga melanda wilayah tersebut dan merusak pemukiman warga.(*)