MAMASA, KILASSULAWESI — Kabupaten Mamasa diteguhkan sebagai kawasan Anggrek di Indonesia. Hal tersebut wajar sebab Kabupaten Mamasa memiliki 400 jenis anggrek dan setiap saat melahirkan varietas baru.
Di daerah yang memiliki ketinggian 2000 kaki dari permukaan laut tersebut anggrek dapat hidup di mana pun. Bahkan hutan hutan dipenuhi anggrek.Termasuk terdapat jenis anggrek yanh tidak ditemui di negara lain, yakni amggrek trichosoa.
Trichotosia Andreas memiliki bulu-bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya. Bahkan kehadiran Anggrek di Mamasa memaksa sejumlah pemuda membentuk berbagai komunitas anggrek.
Melihat fenomena tersebut Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin mendorong Pemda Mamasa dan masyarakat agar menjadilkan amggrel sebagai komuditas unggulan.
” Harus skala industri dan besar. Jangan sekedar melakukan penangkaran saja. Harus skala industri agar dunia menatap Mamasa,” jelas Bahtiar saat melaunching Gerakan Konservasi Anggrek Mamasa, di Desa Toddong Bakaru, Kecamatan Mamasa, Senin, 15 Juli 2024.
Pada saat melaunching gerakan konservasi anggrek, ikut pula hadir sejumlah komunitas pemuda yang selama ini hoby merawat anggrek di Mamasa. Mereka memperlihatkan kepada Pj Bantiar ratusan jenis tanaman anggrek yang dipelihara di penangkaran anggrek tersebut.
Diantaranya jenis anggrek Phalaenopsis, anggrek Vanda, Jenis Araceae, dan Jenis tanaman Hoya. Para petani anggrek ini selama ini meraup keuntungan seratusan juta setiap tahun. Kepada komunitas tersebut Pj Bahtiar menyampaikan bahwa jangan sekedar hoby saja tetapi bagaimana caranya agar terbentuk sistem dalam skala bisnis atau industri.
Maka dari itu pihaknya harus melibatkan pihak perbankan seperti KUR. “Saya sudah kontak OJK. Minta bantuan perbankan. Tidak akan bisa berkembang kalau selalu berharap bantuan dan uluran tangan. Harus skala usaha dan bisnis” tandas Pj Bahtiar.
Sementara itu, Andreas dari pihak komunitas Anggrek Mamasa menyambut gembira sebab Pj Bahtiar membukakan jalan bagi mereka untuk menjadikan anggrek sebagai komoditas bisnis di Mamasa melalui Gerakan Konservasi Anggrek Mamasa.
Menurutnya, pikiran mereka akhirnya terbuka setelah diarahkan oleh Pj Bahtiar Baharuddin.
” Mewakili teman teman saya mengucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur karena benar benar konsen pada pengembangan tanaman hias sebagai produk hortikultura yang selama ini kami kembangkan sejak tahun 2017″ ujar Andreas.
Ia menambahkan bahwa dirinya bersama komunitasnya bangga sebab telah disupport oleh pemprov Sulbar.
“Kami benar benar bangga sebab baru kali ini mendapat support dan program yang bisa mendorong kami untuk naik level sehingga kami bisa memproduksi lebih banyak anggrek. Karena terus terang selama ini dengan cara homogen, tidak terfokus sehingga kata Gubernur sangat sedikit” katanya.
Kedepannya, atas support Pj Bahtiar pihaknya akan mengembangkan anggrek secara kontinyu, penuh perhitungan sehingga meningkatkan nilai pendapatan bagi mereka dan tentunya untuk Mamasa. (*)