PAREPARE, KILASSULAWESI– Ratusan mahasiswa Institut Andi Sapada (IAS) berhasil lolos seleksi memperoleh beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). KIP Kuliah adalah program bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Indonesia bagi yang memiliki potensi akademik baik, tetapi memiliki keterbatasan ekonomi.
Program ini mencakup biaya kuliah dan subsidi biaya hidup per bulan. ” Program ini sangat membantu mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya. Semoga semakin banyak mahasiswa yang bisa meraih manfaat dari program ini dan terus berprestasi,”ujar Rektor IAN Kota Parepare, Prof Bakhtiar Tijjang, Jumat, 13 September 2024.
Pak Prof pun berharap dukungan dari para orang tua, dan kepada para mahasiswa penerima beasiswa KIP agar dapat memanfaatkan beasiswa yang didapat itu dengan sebaik-baiknya dengan menunjukkan prestasi akademik dan non akademik yang baik.
” Dari 70 yang batal menjadi penerima KIP Kuliah, mampu kita tapis menjadi 50 mahasiswa. Saat ini ada 514 mahasiswa menerima, Rp 38,8 juta dalam empat tahub, sedangkan cuma Rp 20 juta yang dibayarkan ke kampus. Ini semuanya merupakan bantuan pemerintah,” jelasnya.
Evaluasi penerima Beasiswa KIP Kuliah dilakukan secara berkala oleh perguruan tinggi untuk memastikan bahwa penerima beasiswa tetap memenuhi kriteria yang ditetapkan. ” Tiap enam bulan penerima beasiswa dievaluasi, makanya dukungan orang tua sangat dibutuhkan. Evaluasi ini mencakup beberapa aspek seperti kemampuan akademik, kemampuan ekonomi, dan kondisi mahasiswa yang bersangkutan,” ungkapnya.
Lebih jauh, kata Prof Bakhtiar, jika ditemukan bahwa penerima tidak memenuhi kriteria, perguruan tinggi memiliki kewenangan untuk menggantikan penerima beasiswa dengan mahasiswa lain yang lebih memenuhi syarat. ” Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa bantuan tepat sasaran dan benar-benar membantu mereka yang membutuhkan,”ujarnya.
Dari beberapa evaluasi, kata Prof Bakhtiar, banyak orang tua tidak tahu kalo anaknya dapat beasiswa KIP, dan masih minta pembayaran. Nilai anaknya rendah atau malas kuliah, tapi sepengetahuan orang tua rajin masuk kuliah. Orang tua menghalangi anaknya kuliah karena alasan untuk membantu orang tuanya. “Bagi yang menikah atau rencana mau menikah, pasti beasiswa dihentikan. Kerja dengan SK tetap,” ungkapnya.
Salah satu warga Tonrangeng, Mustafa mengakui, sangat berterima kasih atas bantuan program KIP kuliah. “Maka sebagai orang tua, ditengah kondisi ekonomi sangat membantu,”tutupnya.(*)