JAKARTA, KILASSULAWESI–Program Tiga Juta Rumah adalah inisiatif besar dari pemerintah Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Tujuan utamanya adalah untuk membangun tiga juta unit rumah per tahun, dengan pembagian dua juta unit di perkotaan dan satu juta unit di pedesaan.
Ketua Pengembang Indonesia (PI) Sulsel, H Ahmad Yasin, menyatakan dukungannya atas program yang dibahas dalam diskusi di Aula Kementrian Perumahan dan Kawasan Permukiman pada Senin, 28 Oktober 2024.
“Pengembang Indonesia pada dasarnya sepakat untuk mendukung program tiga juta rumah per tahun yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Program ini diperuntukan satu juta unit rumah untuk pedesaan dan dua juta rumah untuk wilayah perkotaan,” ujarnya.
Program ini diharapkan dapat menggerakkan sektor riil, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah layak huni.
Dalam diskusi yang mengangkat tema ‘Gotong Royong Membangun Rumah untuk Rakyat’. Kementrian Perumahan dan Kawasan Permukiman juga mengharapkan perizinan perumahan agar dipermudah dan ditargetkan selesai dalam 14 hari.
Pada diskusi itu, lanjut Ahmad Yasin, dipaparkan target prioritas Ditjen Perumahan Tahun Anggaran 2025. Diantaranya target pembangunan rumah susun senilai Rp 3,530 triliun, rumah swadaya senilai Rp 0,747 triliun, rumah khusus Rp 0,105 triliun, rumah umum dan komersial Rp 0,121 triliun, serta dukungan manajemen dan teknis senilai Rp 0,575 triliun. “Ini sudah sesuai surat Menteri PUPR per tanggal 2 Oktober 2024,” jelasnya.
Untuk tahun anggaran 2024, proyek pembangunan perumahan yang sedang dilaksanakan meliputi rumah susun senilai Rp 10,128 triliun bagi ASN dan Hankam di IKN, rumah khusus sebanyak 2.732 unit, dan rujab menteri di IKN sebanyak 36 unit dengan nilai sebesar Rp 0,986 triliun.
Selain itu, bantuan rumah swadaya untuk 135.319 unit senilai Rp 3,005 triliun tersebar di 34 provinsi dan pembangunan rumah umum dan komersial dengan nilai Rp 0,189 triliun. ” Diskusi seperti ini akan diadakan oleh Kementrian Perumahan dan Kawasan Permukiman setiap enam bulan sekali,” jelasnya.
Diskusi perdana ini dihadiri oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fahri Hamzah, serta perwakilan dari perbankan seperti Bank BTN, Mandiri, BNI, dan BRI, dan semua organisasi developer termasuk PI.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, dalam sambutannya turut mendukung program ini dengan menyumbangkan lahan seluas dua hektare untuk mempermudah pelaksanaan proyek.
Meski anggaran yang diberikan sebesar Rp 5 triliun, Maruarar optimistis bahwa program ini dapat direalisasikan dengan baik melalui kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan swasta.(*)