Minim Pemasukan Ke Pemprov Komisi II DPRD Sulbar Bakal Evaluasi Program Peternakan di Desa Beroangin

filter: 0; jpegRotation: 0; fileterIntensity: 0.000000; filterMask: 0; module:1facing:0; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Hdr; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 64.0; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;

POLMAN, KILASSULAWESI — Komisi II DPRD Sulawesi Barat berencana mengevaluasi sektor peternakan yang ada di Desa Beroangin, Polewali Mandar (Polman). Langkah evaluasi ini dilakukan untuk menilai efektivitas dan dampak program peternakan yang ada di desa tersebut, termasuk potensi pengembangan serta tantangan yang dihadapi oleh peternak setempat.Selain itu Pemprov harus memastikan bahwa program peternakan berjalan dengan baik, dan memberikan penambahan PAD bagi Pemprov serta manfaat bagi masyarakat,dan mendukung peningkatan ekonomi lokal.

Hal itu disampaikan Ketua komisi II DPRD Provinsi Sulbar Syarifuddin saat melakukan kunjungan kerja dikantor Dinas Pertanian dan Pangan( Distanpan) Polman Jumat 5 Desember 2024.

Bacaan Lainnya

Menurut Syarifuddin efektivitas program pemerintah selalu ingin memastikan bahwa program peternakan yang telah dilaksanakan memberikan hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi itu juga diperlukan untuk menilai apakah peternak di desa tersebut benar-benar merasakan manfaat dari program peternakan, baik dari sisi peningkatan pendapatan maupun kesejahteraan sosial.

“Kunjungan kita ini untuk memastikan apakah program dari pemerintah provinsi sulbar yang ada di kabupaten Polman ada hasil atau tidak.Ternyata menurut informasi bahwa program peternakan yang ada di desa Beroangin kecamatan Mapilli itu awalnya bibit masuk 100 ekor dan sekarang bibit nya sisa 10 ekor.Ini tidak berbanding lurus dengan biaya yang di keluarkan oleh Pemprov, sehingga mau dikaji dimana titik kesalahan nya apakah dari pengelolaan nya atau lainnya sehingga gagal.Untuk itu kedepan nya akan di evaluasi apakah dilanjut atau dihentikan.”jelas Syarifuddin.

Ia juga mengatakan kedepan akan dilakukan pengkajian terhadap program peternakan didesa itu lantaran lebih besar biaya operasionalnya dari pada pemasukkan nya sehingga Pemprov merugi akan hal itu.

Dengan evaluasi ini, diharapkan dapat dilakukan perbaikan atau penyesuaian kebijakan untuk mencapai hasil yang lebih baik bagi peternak dan masyarakat di Desa .Ucap Syarifuddin

Sementara itu Kepala Balai Pembibitan Hijauan Makanan Ternak ( BPHMT) UPTD Beroangin Nurdin menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh dewan itu tidak seperti itu, dan mungkin itu salah data, yang sebenarnya sapi yang ada di desa Beroangin itu ada sekira 188 ekor dan tahun ini melahirkan bibit sebanyak 58 ekor.

Menurut Nurdin,Peternakan yang ada di Beroangin ini bukan lah bisnis murni, akan tetapi sesuatu yang sangat membantu masyarakat perekonomian masyarakat maupun kemudahan mendapatkan bibit.Keberadaan peternakan juga membantu peningkatan taraf hidup masyarakat karena sebagian besar diberdayakan,selain itu peternakan Beroangin juga sudah menjadi study tiru bagi Unsulbar dan itu sudah dilakukan kerja sama.Akan tetapi bila mau lebih bagus lagi kandang harus diperluas.

“Saat ini keberadaan kandang itu tidak seimbang antara populasi ternak dengan luasan kandang, kandang yang ada saat ini hanya 4,98 Hektar sementara menampung sapi sebanyak 188 ekor inikan tidak seimbang.Makanya kalau mau bagus harus nya diperluas hingga 20 hektar supaya sapi dapat leluasa bergerak,”ungkap Nurdin (*)

 

Pos terkait