KILASSULAWESI.COM, PAREPARE — Salah seorang warga, Supriadi mengeluhkan limbah Pabrik batu yang mencemari sungai di Lingkar Lanyer.
Hal tersebut terungkap saat Legislator DPRD Parepare, Yusuf Lapanna menggelar reses, di jalan Gelora Mandiri, Kecamatan Bacukiki, Jumat, 8 Mei.
Supriadi mengatakan, limbah pabrik tersebut mencemari sungai di pemukiman warga. Apalagi, saat pabrik tersebut sementara melakukan produksi.
“Kalau pabrik itu sedang cuci pasir, jadi sungai juga menjadi keruh. Para petani jagung di sana tidak bisa mengambil air di sungai itu untuk menyemprot kebunnya. Jadi, petani kadang tunggu hingga air sungai kembali bersih, kata Supriadi.
Olehnya itu, ia berharap agar limbah pabrik tersebut ada solusi. Sehingga, tidak lagi mencemari air sungai.
“Kami harap pak dewan bisa fasilitasi agar para petani jagung di sana juga senang,” ucap dia.
Menanggapi hal itu, Yusuf Lapanna berjanji akan memperjuangkan aspirasi warga yang terdampak akibat limbah pabrik tersebut. Aspirasi tersebut, kata dia, akan difasilitasi melalui Komisi III DPRD Parepare.
“Warga bisa datang ke DPRD. Pasti kami akan perjuagkan,” kata Yusuf.
Selain soal limbah pabrik, anggota DPRD Komisi I itu juga membahas anggaran penanganan covid-19. Menurut dia, anggaran tersebut harus digeser lebih banyak untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS).
“Anggaran penanganan covid-19 mestinya 70 persen untuk warga. Sebab, wargalah yang paling merasakan dampak tersebut,” tandasnya.
Selain menerima aspirasi warga, ia juga memberikan edukasi tentang covid-19. Bukan hanya itu, masing-masing warga diberikan beras 5 kilo.
Perlu diketahui, reses yang dilakukan sesuai protokol kesehatan covid-19. Tampak, Yusuf menggunakan masker dan sarung tangan. Selain itu, warga juga diwajibkan menggunakan masker. Tak hanya itu, warga wajib mencuci tangan sebelum mengikuti reses. Bahkan, disiapkan bilik disinfektan.
Reses tersebut terbagi 8 sesi. Setiap sesinya terdiri dari 25 orang. Reses tersebut mulai pukul 10.00 – 17.30 Wita. (ami)