Klaim Angka Stunting Menurun, Dinkes Polman Kini Tersisa 24,1 Persen

KILASSULAWESI.COM,POLMAN — Pemerintah Kabupaten Polman melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengklaim menurunnya angka stunting dengan drastis diwilayahnya. Jumlah persentase penurunannya dari 37,8 persen menjadi 24,1 persen. Hal itu terungkap dalam kegiatan peningkatan kapasitas kader pembangunan manusia (KPM) Desa Lokus Stunting Tahun 2020.

Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Bupati Polman dihadiri 60 orang peserta dalam lintas sektor yang terlibat yakni Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa (DPMD), Dinas Kesehatan, dan Bappeda Litbang Kabupaten Polman.

Bacaan Lainnya

Kepala Bappeda Litbang Polman, Darwin Badaruddin mengatakan, dalam percepatan dan penurunan stunting, KPM Desa lokus stunting adalah ujung tombak dalam program percepatan dan penurunan stunting di tingkat desa. “Harus kita bekerja dengan tulus dan ikhlas jangan memikirkan berapa yang bisa didapat, namun kita harus berinovasi bagaimana program ini berhasil karena stunting adalah harga diri kita sebagai orang Polman. Kita malu jika masih banyak stunting di daerah kita,”katanya.

Kasus stunting tidak hanya menyasar masyarakat miskin saja, melainkan juga bagi masyarakat ekonomi menengah keatas, itu karena pada saat hamil mereka kurang dalam mengonsumsi makanan bergizi dan biasanya hanya suka mie instan. Bayangkan 70 persen penyebab stunting disebabkan oleh lingkungan dan pola pikir yakni lingkungan yang tidak sehat seperti kurangnya sarana MCK, sementara 30 persennya dari faktor kesehatan.

Senada diungkapkan, Kepala Dinas Kesehatan Polman, Andi Suaib Nawawi bahwa KPM nantinya ini harus rutin memberikan pemahaman kepada masyarakat utamanya ibu menyusui agar memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada anaknya minimal selama enam bulan. ASI lebih baik dari susu formula, serta pentingnya pemberian imunisasi dan pemberian vitamin A setiap bulan februari.

Ia juga menyampaikan, saat ini penurunan angka stunting di Kabupaten Polman sudah turun drastis yakni dari persentase 37,8 persen, turun menjadi 24,1 persen. Dan persentase 24,1 persen tersebut masih tinggi dan pihaknya menargetkan penurunan tahun ini persentase stunting turun hingga dibawah 20 persen. “Untuk mencapai itu kami harapkan teman-teman KPM bisa bekerjasama dengan teman di Lapangan seperti di Poskesdes, PKM dan Pustu untuk melihat kasus stunting yang ada di masyarakat, kita ingin yang lahir tidak ada lagi yang stunting,” terang Suaib Nawawi.

Ditambahkannya jika KPM sangat berperan sebagai kovergensi atau keterpaduan antar program lintas sektor menjadi suatu program untuk pencegahan stunting. Untuk tahun ini ada 34 Desa yang menjadi lokus penanganan dan penurunan angka stunting di Polman.(win)

Pos terkait