PAREPOS. CO. ID, MAJENE — Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Maliaya, Kecamatan Malunda, Firmasyah mengakui, akibat bencana gempa mengakibatkan kerusakan rumah warga yang mencapai 80 persen. “Lantaran gempa kerusakan rumah di Desa Maliaya sangat parah, capai 80 persen rumah warga rusak parah,” ucapnya, Sabtu 16 Januari.
Dia menjelaskan, wilayah yang paling parah yaitu Dusun Maliaya Utara dan Babajulin. Aritinya, hampir seluruh rumah di dua dusun itu rusak berat. Selain rumah rusak, di Desa Maliaya juga ada korban jiwa. Itu terjadi akibat ditimpa reruntuhan bangunan saat gempa 6.2 magnitudo Jumat dini hari. “Saat ini semua warga Maliaya kini sudah mengungsi ke gunung. Terlebih lagi trauma karena desa ini berbatasan atau dekat dengan Kabupaten Mamuju, “katanya.
Ia menuturkan, ini baru yang pertama kali terjadi di Kecamatan Malunda. Sementara pengungsi saat ini sangat membutuhkan bahan makanan dan minuman serta peralatan lainnya seperti tenda untuk keperluan warga pengungsi. Di tempat lain warga terus berbondong-bondong mencari tempat yang lebih tinggi dan aman. Termasuk di wilayah Majene, warga memilih meninggalkan rumah mencari tempat aman atau ruang terbuka. Termasuk di lapangan SMAN 3 Majene di Lembang warga memasang tenda pengungsian.
Sebelumnya, Kepala BPDB Majene, Ilhamsyah menyebutkan akibat gempa susulan 6,2 magnitudo mengakibatkan delapan warga Majene meninggal dunia. Suasana Sabtu pagi, 16 Januari sekitar pukul 07.02 Wita warga kembali panik dan berhamburan lantaran gempa susulan kembali terjadi berkekuatan 5,0 magnitudo. (edy/B)