Survei: Penanganan COVID-19 di Indonesia Sangat Baik

KILASSULAWESI.COM,PAREPARE- Penanganan COVID-19 di Indonesia semakin membaik setiap harinya, dikutip dari Survei Nasional Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik di Masa Pandemi
yang dilakukan oleh Charta Politika. Dari hasil survei yang dilakukan selama periode 12-20
Juli 2021, sebanyak 51,4% responden mengatakan bahwa penanganan COVID-19 di
Indonesia saat ini sangat baik dan baik, berada di atas yang menyatakan buruk dan sangat
buruk (45.6%).

Dari total responden 1.200 orang, 53,1% menyatakan percaya dengan data yang dirilis oleh
pemerintah terkait COVID-19, sementara 43,3% lainnya menyatakan tidak percaya.
Terkait hal ini, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes
RI, menyampaikan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap upaya-upaya pemerintah
dalam menangani pandemi tidak terlepas dari komitmen besar pemerintah serta dukungan
dari berbagai elemen masyarakat.
“Salah satu contoh komitmen pemerintah adalah dalam meningkatkan upaya tes dan lacak.
Selama sebulan terakhir, kita melihat adanya kenaikan tes dan lacak dari 50 ribu ke 200 ribu.
Semua ini tercapai akibat dukungan semua pihak seperti lab-lab daerah yang sudah
melakukan analisis PCR dan Antigen. Sebagai informasi, pada Maret-Desember 2020, Indonesia melakukan Genom Sequencing hanya 140, namun saat ini sudah hampir 4000. Ini adalah hasil kerja keras dari semua pihak yg terdiri dari berbagai laboratorium penelitian, universitas dan swasta dalam jejaring Genome Sequencing dan Kemenkes sangat
mengapresiasi dukungan yang diberikan,” ujar dr. Nadia, beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

Berbicara tentang penanganan COVID-19 pasti terkait dengan program vaksinasi yang juga
dijalankan oleh pemerintah. Masih dari hasil riset Charta Politika, 72,4% responden menyatakan bersedia untuk menerima vaksin COVID-19 sementara hanya 23,9% yang tidak bersedia, dan sisanya tidak tahu. “Tentu saja ini sebuah informasi yang melegakan. Kita memang melihat di beberapa daerah, antusiasme masyarakat untuk divaksinasi begitu tinggi. Walau sejumlah daerah juga
menunjukkan tingkat penerimaan vaksinasi yang rendah. Pemerintah akan terus berupaya
untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi, salah satunya melalui program edukasi yang terus menerus dilakukan. Kami juga berulang kali menegaskan kepada masyarakat untuk jangan percaya dengan hoaks. Vaksin sudah terbukti efektif mencegah keparahan hingga kematian akibat virus COVID-19,” ujarnya.

Sebuah studi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi COVID-19, serta mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan. Studi ini dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021. Hal itu sejalan dengan Data dari Public Health England (PHE), vaksin AstraZeneca, salah satu
merk vaksin yang digunakan pemerintah dalam program vaksinasi nasional, menawarkan
perlindungan tingkat tinggi dari varian delta. Dua dosis vaksin AstraZeneca, dapat mencegah
resiko rawat inap akibat varian delta hingga 92%. Dan bahkan tidak ada kematian diantara
mereka yang divaksinasi.

Sementara itu, dua dosis lengkap Sinovac bisa menurunkan penularan COVID-19 hingga
94%, mencegah 96% perawatan Rumah Sakit dan menghindari kematian hingga 98%. PHE
juga menyampaikan hasil penelitian terkait vaksin jenis Pfizer-BioNTech. Vaksin yang
rencana nya mulai bulan depan juga akan masuk ke Indonesia ini, dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, 96% terhindar dari rawat inap tanpa kematian. Vaksin jenis ini juga diklaim 88% efektif melawan COVID-19 bergejala yang disebabkan oleh varian Delta dua minggu setelah dosis kedua.

Pemerintah terus bekerja keras untuk mendatangkan vaksin guna mempercepat pelaksanaan
program vaksinasi nasional. Di Agustus ini, Indonesia akan kedatangan 70 juta dosis vaksin.
Stok vaksin yang ada di daerah bisa mencapai 80 juta dosis, sehingga diharapkan 2 juta vaksin di Agustus itu bisa tercapai. “Yang perlu diingat adalah vaksin melatih kekebalan tubuh kita sehingga tercipta pasukan yg
siap sedia dan dengan cepat melawan virus Covid 19 di tubuh kita. Potensi tertular akan tetap
ada. Maka pelonggaran pembatasan sosial masyarakat harus di gantikan dengan disiplin
protokol kesehatan 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) dalam menghadapi virus dan varian baru COVID-19” tutup dr. Nadia.(*)

Pos terkait