PINRANG, KILASSULAWESI– Dalam menjaga kelestarian budaya daerah, ada beragam cara yang bisa dilakukan agar budaya tersebut tetap eksis dan tak terlupakan zaman. Namun, bagaimana jika mereka yang bermukim di daerah lain.
Misalnya warga yang tinggal di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Dimana penduduknya kini bercampur dengan latar belakang budaya yang berbeda yakni suku bugis. Namun, masyarakat yang sebahagian besar berprofesi sebagai nelayan itu mampu hidup berbaur satu sama lain.
Pada konteks ini, akan tercipta proses asimilasi dan akulturasi budaya. Dalam istilah lainnya terjadi ‘perang’ budaya, budaya populer akan mengalahkan budaya minoritas. Artinya minoritas akan mengikuti budaya yang sudah populer di daerah tersebut, budaya lifestyle. Akan tetapi hal itu tidak terjadi, dimana budaya lifestyle yang cepat mempengaruhi tingkah laku, cara bergaul masih mampu mempertahankan budaya asalnya tanah mandar.
Salah satu budaya yang masih dijaga hingga saat ini adalah Sayyang Pattudu. atau kuda menari adalah sebuah tradisi suku Mandar di Sulawesi Barat yang menyinergikan agama dan budaya lokal. Dalam bahasa setempat, sayyang berarti kuda dan pattuddu berarti menari. Disebut kuda menari, karena di saat tabuhan rebana mulai berbunyi, kuda yang sudah terlatih dan ditunggangi itu akan menghentak-hentakkan kaki dan mengangguk-anggukkan kepala, dan sesekali mengangkat setengah badannya di udara.
Tradisi turun temurun itu pun tetap dijaga warga suku mandar yang berada di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang menjadi rangkaian memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Bumi Lasinrang itu warga Desa Lero yang sebahagian besar adalah suku mandar merangkaikan kegiatan dengan atraksi kuda menari atau Sayyang Pattudu.
Tahun ini, sebanyak 33 kuda menari atau Sayyang Pattuddu meramaikan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin, 16 Oktober 2023, di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Hal itu diungkapkan, Kepala Desa Lero, H Amin terkait agenda yang merupakan kegiatan tahunan. Dimana, kegiatan ini pun dapat memupuk rasa kekeluargaan serta menjaga silaturahmi antar warga.
Namun, kata H Amin, Sayyang Pattudu baru kali ini dilaksanakan pasca pandemi Covid 19.
Sehingga animo masyarakat begitu besar untuk memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW. Untuk tahun ini, ada 33 kuda yang dibawah dari tanah mandar.
Kapolsek Suppa, AKP Zusandy Said menuturkan sebanyak 20 personel dan ini merupakan acara terbesar diwilayahnya. Pengamanan juga melibatkan personel TNI dari Koramil serta Polairud Polda Sulsel. “Pengamanan sudah mulai dilakukan sejak malam hari, dimana Desa Lero sudah didatangi banyak pengunjung dari luar daerah bahkan provinsi,”jelasnya. Maulid Nabi Muhammad SAW, lanjut AKP Zusandy, akan dimulai pukul 10.00 Wita. Sedangkan peserta Sayyang Pattudu baru mulai usai salat dhuhur.
Seperti diketahui, tradisi ini kerap dilakukan untuk meramaikan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, penyambutan tamu-tamu pejabat, dan dilaksanakan sebagai bentuk penghargaan, khususnya kepada anak-anak yang telah menyelesaikan bacaan Alquran. Kegiatan diawali, dengan Maulid Nabi Muhammad SAW yang mengangkat tema ‘ Meneladani Kasih Sayang Nabi Muhammad SAW kepada Semua Mahluk’. Maulid akbar dipusatkan di Lapangan Sepak Bola, Desa Lero, Kecamatan Suppa, Pinrang.
Bupati diwakili Sekda Kabupaten Pinrang, A Tjalo Kerrang hadir dan menyampaikan sambutannya. Kegiatan ini merupakan awal yang bagus dan merupakan kali pertama mendapat tugas sejak dilantik Jumat lalu. Dalam sambutan Bupati Pinrang, A Tjalo Kerrang menjelaskan, agar kegiatan ini tetap dijaga. Termasuk budaya lokal masyarakat Desa Lero. “Walau menetap di tanah bugis, budaya asal warga mandar juga patut dijaga kelestariannya,”ungkapnya.
Tidak lama lagi pemilu 2024, baik pileg, pilpres dan pilkada akan berlangsung. Maka semua diharapkan menjaga daerah tetap kondusif, dengan jujur dan adil. ” Mari jaga sikap kondusif, ditengah rapuhnya sifat solidaritas. Pesan bupati agar seluruh elemen untuk bersama-sama menjaga pinrang tetap kondusif, aman dan damai,”tutup mantan Kadis Pertanian Pinrang tersebut.
Sebelumnya, Panitia Kegiatan Maulid Nabi Muhammad di Desa Lero, Muhiddin menuturkan, maulid nabi dirangkaikan sayyang pattudu. ” Kegiatan yang dilaksanakan pemerintah desa lero merupakan wujud kebersamaan masyarakat, dengan dukungan tokoh masyarakat setempat,”ujarnya.
Kegiatan ini disiapkan sejak tiga bulan lalu. Acara ini digelar sekali setahun sekali, dan baru kali ini dilaksanakan pasca Covid-19 yang melanda negeri kita. “Moga kegiatan berjalan sukses hingga acara,”katanya.
Pembawa hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, KH Muh Syibli Sahabuddin bahwa ini adalah peristiwa luar biasa dimana lahirnya Nabi Muhammad SAW. Waktu makbul doa adalah sujud terakhir. Selain itu, antara dua khutbah dan ketiga bacalah doa saat mendapatkah nikmat dari Allah SWT.
Hadir dalam kegiatan itu, Bupati diwakili Sekda Pinrang, Kepala Kementrian Agama, Ketua MUI Pinrang, Kapolres, Dandim, pimpinan OPD, Camat Suppa, Lurah dan Kades se Kecamatan Suppa.(*)