PAREPARE, KILASSULAWESI–Pemuda Pancasila Kota Parepare sebagai organisasi masyarakat (ormas) yang dinilai memiliki kepekaan terhadap persoalan masyarakat, Senin, 27 November 2023, mengelar aksi unjuk rasa di kantor PLN UP3 Parepare.
Aksi tersebut menyikapi kondisi pemadaman bergilir yang durasinya hingga 6 jam dalam sehari. Peserta aksi juga menuding pasokan listrik ini banyak dialihkan untuk perusahaan tambang, sehingga mengorbankan masyarakat.
Kordinator Aksi dari Pemuda Pancasila, Agung mengatakan, kedatangannya ke Kantor PLN UP3 Parepare untuk meminta klarifikasi atas padamnya listrik yang telah berlangsung selama 3 bulan terakhir. “Kami mohon penjelasan kongkret dari pihak PLN atas pemadaman listrik, apa masalah dan solusinya,” ujarnya.
Akibat pemadaman itu, masyarakat juga mengalami kerugian besar. Kerugian dialami pengusaha UMKM maupun warga, banyak peralatan elektronik yang mengalami kerusakan, laptop, komputer, televisi, lemari pendingin, mesin kopi dan lainnya.
Permasalahan selanjutnya yang dialami masyarakat, adanya pelanggan PLN ini yang mengalami kenaikan tagihan selama berlakunya pemadaman bergilir, padahal logikanya, semestinya terjadi penurunan sebab terjadi rata-rata pengurangan penggunaan 4 jam perhari.
“Kemudian, berdasarkan Permen SDM nomor 18 tahun 2019 terkait pengurangan energi. Maka PLN mestinya sudah memberikan kompensasi, sebab, pemadaman ini sudah berlangsung selama 2 bulan. Tidak perlu menunggu instruksi dari atas sebab sudah jelas aturannya,” tutur Agung.
Sementara Manager PLN UP3 Parepare, Robert Rumsaur mengaku, pemadam listrik yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh kondisi debit air di pembangkit PLTA menurun, selama musim kemarau. Meski saat ini hujan sudah mulai turun, namun belum maksimal, apalagi pembangkit PLTU yang membantu PLTA juga dalam posisi pemeliharaan.
“Debit air belum maksimal untuk (PLTA), dan bertepatan dengan terjadinya pemeliharaan untuk pembangkit (PLTU), sehingga masih harus dilakukan pemadaman,” ujarnya.
Kehadiran PLTB Sidrap juga dinilai tidak maksimal menopang pasokan listrik PLN, sebab PLTB hanya bisa memproduksi 70 megawatt. “Kalau kami dengan PLTB Sidrap sistemnya mereka bangkitkan, kami beli, tapi 2 bulan terakhir ini dia hanya mampu produksi 20 megawatt,” jelasnya. Aksi damai tersebut dikawal aparat kepolisian setempat.(*)