- Disertasi Doktor Bahas Model Kemitraan Publik-Swasta di Pengelolaan PLTU
MAKASSAR—PT Bosowa Energy, penyedia listrik utama di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, telah menjadi tulang punggung ketahanan energi di kawasan ini sejak beroperasi pada tahun 2012. Dengan kapasitas terpasang 520 megawatt (MW) di PLTU Punagaya, Jeneponto, perusahaan ini berkontribusi memasok 50% kebutuhan listrik di wilayah tersebut.
Keberhasilan model kerja sama Public Private Partnership (PPP) dalam pengelolaan PLTU Bosowa Energy menjadi sorotan dalam disertasi doktor Administrasi Publik Azhary Sirajuddin di Universitas Hasanuddin (Unhas). Dalam sidang promosi yang berlangsung di Gedung LPPM Unhas, Selasa, 20 Mei 2025, Azhary menguraikan efektivitas, efisiensi, serta tantangan kemitraan pemerintah dan swasta dalam sektor energi.
“PT Bosowa Energy telah berhasil mengelola PLTU secara efisien dan efektif melalui kerja sama dengan PLN serta penerapan teknologi canggih dalam operasionalnya,” ujar Azhary dalam presentasi disertasinya berjudul “Model Public Private Partnership dalam Pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap PT Bosowa Energy di Kabupaten Jeneponto.”
Sidang promosi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Phil Sukri, M.IP, M.Si, Dekan FISIP Unhas, menghadirkan tim promotor yang terdiri dari Prof. Dr. H. Muh. Akmal Ibrahim, M.Si, Prof. Dr. Hasniati, S.Sos, M.Si, serta Prof. Dr. H. Muhammad Yunus, MA. Sementara tim penguji meliputi akademisi terkemuka dan Dr. H. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum, Gubernur Kalimantan Utara, sebagai penguji eksternal.
Dalam paparan hasil risetnya, Azhary menekankan bahwa transparansi dalam pembagian biaya dan manfaat melalui skema Power Purchase Agreement (PPA) menjadi kunci dalam keberlanjutan kemitraan.
Meski berhasil menciptakan efisiensi operasional, ia mencatat bahwa keterlambatan pembayaran oleh PLN kepada PT Bosowa Energy menjadi tantangan yang perlu segera ditangani guna menjaga kelancaran produksi.
“Ketepatan waktu pembayaran PLN sangat penting untuk menghindari hambatan dalam operasional dan meminimalisasi risiko finansial,” kata Azhary, yang juga Direktur PT Ciptaniaga Makmur Abadi.
Dalam kesimpulan penelitiannya, Azhary merekomendasikan penguatan kebijakan pengadaan batu bara berkualitas tinggi serta optimalisasi regulasi investasi agar industri listrik swasta dapat berkembang lebih stabil.
“Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan distribusi batu bara agar pasokan tetap terjaga dengan harga yang kompetitif. Selain itu, penciptaan regulasi yang memperlancar investasi swasta harus dimaksimalkan,” ujar alumnus Magister Administrasi Publik Unhas.
PT Bosowa Energy, sebagai joint venture antara Sumbergas Sakti Prima dan Bosowa Corporation, menjalankan kontrak kerja sama selama 30 tahun dengan PLN untuk memasok listrik ke jaringan Sulselbar. Dengan 4 pembangkit yang berdiri di lahan 100 hektare, PLTU ini memastikan setiap tahap produksi energi dilakukan secara berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Promosi doktor Azhary Sirajuddin turut dihadiri oleh tokoh nasional dan akademisi, termasuk H. M. Aksa Mahmud, mantan Wakil Gubernur Sulsel Ir. Agus Arifin Nu’mang, M.Si, serta Fatimah Kalla, memperlihatkan antusiasme terhadap riset yang berkontribusi pada kebijakan energi Indonesia.(*)