KILASSULAWESI.COM,PANGKEP– Jelang dua periode masa jabatan sebagai Bupati Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), H Syamsuddin A Hamid SE mengakui peran media khususnya Harian PARE POS begitu membantu melalui karya-karya jurnalistik. “Saya kerap menyampaikan ke dinda Ade (wartawan PARE POS), agar tidak hanya sekadar menulis berita, tetapi harus memiliki nilai, menginspirasi dan mengedukasi masyarakat dan harus memberikan informasi yang berimbang dan tidak hoaks,” ujarnya, saat menerima kunjungan Direktur Harian PARE POS, H Mappiar HS di rumah jabatan Bupati, Senin 9 Maret kemarin.
Ketua DPD II Golkar tiga periode itu mengakui, wartawan itu adalah bagian dari pada modal pembangunan, karena sehebat apapun program yang dilaksanakan pemerintah, tanpa diekspose tidak akan diketahui masyarakat, baik di daerah ini maupun diluar Kabupaten Pangkep. Dia pun memahami jika dalam menjalankan profesinya para wartawan mesti menyeimbangkan antara informasi yang berbau kontrol, kritik dan berbau apresiasi atau penghargaan kepada pemerintah. “Selama saya bersahabat dengan media. Jujur mereka sangat berjasa, dan mereka dibutuhkan termasuk Harian PARE POS dalam menyokong pembangunan pemerintah selama ini. Dan kiranya itu dipertahankan, siapapun nantinya memimpin daerah ini,” ungkap Bupati Pangkep dua periode tersebut.
Direktur Harian PARE POS, H Mappiar HS mengatakan, pengakuan tersebut merupakan sebuah kepercayaan yang akan terus dijaga. Perubahan teknologi dan informasi yang sangat cepat memberikan dampak tidak hanya pada industri media. Namun juga pola konsumsi masyarakat pada informasi. Jika 10 tahun lalu media koran bertarung dengan sesama media cetak atau dengan radio dan televisi, tapi tidak dengan hari ini. “Sejak lima tahun belakangan, media tradisional harus berhadapan dengan kecepatan media online yang bisa dengan real time menyampaikan berita,” ungkap mantan Sekretaris PWI Sulsel ini.
Menurutnya, media cetak dibuat dengan proses panjang, yaitu seleksi narasumber, cek dan ricek fakta, akhirnya menjadi acuan, tolok ukur, otentikator dan menjadi kurator informasi mana yang layak disampaikan. Juga menjadi moderator dari banyaknya kepentingan, namun tidak memihak, serta banyak memberikan sudut pandang pada sebuah peristiwa atau isu. “Kami selalu mengingatkan masyarakat agar selalu mengonsumsi informasi yang valid dan betul-betul terverifikasi. Karena informasi sudah menjadi kebutuhan seperti juga makanan. Jika mengonsumsi makanan sampah atau beracun, tentu tidak akan sehat dan outputnya juga sampah,” katanya.(awi)