KILASSULAWESI.COM,PAREPARE– Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare mengeluarkan kebijakan melarang kapal penumpang atau cruise dari negara yang terjangkit virus korona sandar di Pelabuhan Parepare. “Surat edarannya sudah ada, Kami melarang kapal penumpang dari luar negeri, khususnya negara terjangkit Covid-19 ini untuk sandar di Pelabuhan Nusantara Parepare, kebijakan ini sebagai langkah siaga,” tegas Kepala Seksi Lalu lintas KSOP Parepare, Ahmad Fathoni.
Tidak hanya itu, Fathoni menjelaskan, untuk kapal barang tetap dibolehkan sandar. Namun awak dan nakhoda tidak diperbolehkan turun beraktivitas. Bulan ini, Parepare direncanakan sebagai tujuan kapal pesiar. Salah satunya kapal pesiar MV Coral Adventure yang membawa puluhan wisatawan mancanegara dari Australia. “Kami larang masuk,” ujar Fathoni. Sementara untuk siaga penyebaran virus, bekerja sama dengan kesehatan pelabuhan, penumpang dari Nunukan ke Parepare diperiksa. Terutama suhu tubuh. “Sudah dikoordinasikan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Soalnya Nunukan adalah daerah yang berbatasan dengan Malaysia,” jelas Ahmad Fathoni.
Soal larangan ini, juga dilakukan Pemerintah Kota Parepare. Kepala Cabang PT Surya Bintang Timur, Yasser Aslan Tjanring yang perusahaannya sebagai agen kapal pesiar MV Coral Adventure, sudah menerima surat edaran. Soal larangan kedatangan kapal wisatawan asal Australia.
Sesuai jadwal, MV Coral Adventure mengangkut 35 wisatawan mancanegara berkunjung ke Palopo, Sulsel 9 Maret, dan 11 Maret ke Tanah Baru Kalsel. Namun Pemerintah Kota Palopo menolak, sehingga batal berlabuh di Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo. Lalu dialihkan ke Parepare. Namun juga ditolak.
Diperketat
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Pelabuhan Nusantara Parepare, Rabu, 11 Maret memperketat pengawasan. Koordinator Kesehatan Wilayah Kerja Pelabuhan Parepare Kelas I Makassar, Nurhayati mengatakan, salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan adalah menyiapkan posko. Dilengkapi dengan petugas, serta alat kesehatan berupa thermal scanner untuk memantau suhu tubuh penumpang yang akan berangkat dan tiba di pelabuhan. “Kami buka posko sejak Januari 2020. Ribuan penumpang baik dari Nunukan, Samarinda, maupun Balikpapan sudah kami lakukan pemeriksaan. Alhamdulillah hasilnya negatif,” jelasnya.
Nurhayati mengungkapkan, untuk petugas yang bertugas, terdiri dari dokter dan perawat. Juga disiapkan ambulans jika sewaktu-waktu ada pasien yang harus dilakukan tindakan lebih lanjut. “Jika menemukan penumpang yang terdeteksi memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, akan dilakukan tindakan lebih lanjut,” ungkap Nurhayati. (*)