KILASSULAWESI.COM,POLMAN — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Sulawesi Barat (Disdikbud Sulbar), Sabtu 19 September, menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) peningkatan mutu dan tata kelola pendidikan di Aula SMAN 2 Polman.
Kegiatan dihadiri oleh Sekretaris Provinsi (Sekrov) Sulawesi Barat, Muhammad Idris, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, H Muhammad Ashar Malik, Kepala Bidang SMA Burhanuddin dan Kepala Bidang PTK serta seluruh pengawas dan Kepala SMA dan SMK se-Kabupaten Polewali Mandar.
Diawal kegiatan tersebut, Kepala Bidang SMA Burhanuddin menyampaikan, untuk tahun ini ada empat peserta didik yang ikut debat bahasa inggris tingkat nasional diantaranya 1 siswa SMAN 1 Polewali, 2 siswa SMAN 3 Polewali dan 1 siswa dari SMAN 2 Kabupaten Majene.
Pada kesempatan itu, siswa yang ikut lomba debat bahasa inggris tingkat nasional tersebut
tampil dan melakukan debat sesama siswa sebagai ajang uji coba yang disaksikan langsung oleh Sekrov Sulbar Muhammad Idris. Meskipun debat tak berlangsung lama namun Burhanuddin Kabid SMA Sulbar memberikan apresiasi dan berharap kedepannya bisa mengharumkan Sulawesi Barat di tingkat Nasional dan sekolah-sekolah lain bisa termotivasi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulbar, Muhammad Ashar Malik mengatakan, jumlah sekolah SMA dan SMK yang ada di Polewali Mandar mencapai 59. Ia menyampaikan di Polman ada 7 sekolah yang terintegrasi yakni SMAN 1 Polewali, SMAN 3 Polewali, SMAN 1 Campalagia, SMKN 1 Polewali, SMK YPP Wonomulyo,dan SMK Maarif Khusnul Khatimah, serta SLB Polewali.
Ia pun berharap dengan adanya kegiatan tersebut, mudah mudahan ada peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendukung sarana dan prasarana melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) setiap tahun, peningkatan kualitas Guru,dan kuantitas Guru yang diupayakan kedepan akan terpenuhi.
Sementara itu, Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris dalam sambutannya mengatakan, ia senang dengan adanya kegiatan safari pendidikan ke sekolah, supaya pihaknya bisa melihat langsung masalah yang dialami sekolah. “Kita harus melakukan proses pemantauan dengan safari kita sepakati dan kita harus dilapangan tidak boleh ABS (asal bapak senang),”ujar Idris
Selain itu, kegiatan seperti ini bisa juga menjadi ajang Silahturahmi dengan toko pendidik, para Kepala Sekolah, Pengawas dan para pimpinan Kepala Dinas yang ada di Provinsi. Menurutnya kegiatan seperti ini sangat penting karena data sekarang menunjukkan Sulbar selalu diperingkat bawah jadi kalau pihaknya tidak turun langsung dilapangan akan sulit menemukan praktek-praktek yang salah di sekolah.(win/B)