Kelestarian Benda Bersejarah Museum Mandar Majene Melalui Konservasi

Kepala Disbudpar Majene Ahmad Djamaan membuka kegiatan konservasi benda-benda bersejarah di Museum Mandar Majene

MAJENE, KILASSULAWESI- Sebagai salah satu lembaga informasi, museum menyimpan sejumlah koleksi yang mengandung informasi penting untuk dikomunikasikan kepada khalayak luas dengan cara memamerkannya.

Koleksi yang berada dalam
museum terdiri dari benda-benda unik, langka dan berharga. Sehingga tiap-tiap koleksi yang memiliki nilai tinggi untuk sangat perlu dilakukan konservasi.

Bacaan Lainnya

Hal ini, dituturkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Majene Ahmad Djamaan saat membuka Konservasi Koleksi Museum Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI bekerjasama Disbudpar Majene, di Aula Museum Mandar Majene, kemarin.

“Museum Mandar Majene sebagai aset penting yang memiliki koleksi 1.300 lebih yang meliputi koleksi biologi, sejarah, filologi, heraldik, teknologi, seni rupa, keramik, etnografi, geografi, geologi, hingga arkeologi mempunyai karakteristik bangunan yang sangat apik,” urai Ahmad Djamaan didampingi Kabid Pengembangan Kebudayaan Disbudpar Majene Muhammad Irsyan.

Dijelaskan, museum Mandar Majene adalah museum bersejarah menempati bekas bangunan Boyang Tomonge di masa kolonial Belanda dan digunakan sebagai bangunan rumah sakit tingkat umum yang pertama kali ada di Kabupaten Majene yang didirikan pada 1900.

Di tempat yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Mandar Kabupaten Majene Susanna mengatakan, jika progres museum maksimal, Kemendikbud akan terus melirik suatu museum untuk mengelontorkan anggaran terkait pengembangan museum.

“Kegiatan konservasi koleksi museum didatangkan pemateri dari tenaga ahli melalui Disbudpar Provinsi Makassar Sulawesi Selatan dengan menghadirkan peserta tim kerja dari lingkup Disbudpar Majene atau petugas museum Mandar Majene. Jadi kita bagi tim kerja untuk melakukan konservasi koleksi yang ada di museum,” urainya.

Dikatakan, tim kerja akan melakukan konservasi pada benda benda koleksi yang ada di museum Mandar Majene, baik asesoris pengantin maupun benda-benda koleksi lainnya.

“Konservasi ini, diantaranya geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika dan heraldika, keramologika, fiologika, teknologika dan seni rupa,” jelasnya.

Sementara Konservator Disbudpar Provinsi Makassar Harianto menjelaskan, untuk mendapatkan gambaran beberapa jenis tindakan konsevasi yang bersifat mendasar terkait pelestarian, di antaranya merawat dan melindungi koleksi.

“Kegiatan pertama adalah konservasi preventif atau pencegahan dan penghambatan laju kerusakan serta pelapukan,” tuturnya.

Selain itu, pengendalian terhadap temperatur udara dipersyaratkan berkisar 20 sampai 24 derajat celcius dengan kelembaban berkisar 40 sampai 60 persen.

“Alat pengatur kelembaban di dalam laboratorium atau ruang pamer dan storage adalah Dehumidifier. Sedangkan alat untuk mengukur temperatur dan kelembaban udara adalah Thermohygrometer,” terangnya. (Ahp)

Pos terkait