Menghapus Stigma HIV/AIDS: Peran Media dalam Narasi yang Inklusif dan Edukatif

Salah satu narasumber dalam pelatihan Jurnalis Peduli HIV/AIDS bertema “HIV/AIDS dalam Perspektif Media: Mencegah Stigma Diskriminasi, Meningkatkan Pengetahuan.” Kamis, 27 Maret 2025, di Lantai III RS Hasri Ainun Habibie.

HIV/AIDS tetap menjadi tantangan multidimensi yang menuntut pendekatan komprehensif. Di Indonesia, jumlah ODHA diperkirakan lebih dari 600.000 pada akhir 2024, dengan sekitar 50.000 kasus baru tiap tahunnya.

Namun, angka sebenarnya bisa lebih besar karena banyak kasus tidak terdeteksi. Sayangnya, selain tantangan medis, stigma terhadap ODHA masih menjadi hambatan besar dalam menciptakan perubahan positif.

Bacaan Lainnya

Stigma ini tidak hanya merugikan secara sosial, tetapi juga membatasi akses ODHA pada layanan kesehatan dan terapi Antiretroviral (ARV). Media memiliki peran strategis dalam memutus rantai stigma ini. Sebagai penyampai pesan ke masyarakat, media berpotensi besar mengedukasi, menyebarkan informasi yang benar, dan membangun narasi yang memberdayakan ODHA.

Kota Parepare menjadi contoh nyata bagaimana langkah lokal mampu menciptakan dampak besar. Yayasan Pendampingan Kesehatan Terpadu (YPKT), dengan dukungan AIDS Healthcare Foundation (AHF), menjalankan pelatihan bagi jurnalis untuk menghasilkan pemberitaan berbasis data yang dipadukan dengan pendekatan humanis.

Pelatihan ini mengajarkan para jurnalis untuk memahami aspek medis dan sosial, sehingga ODHA tidak lagi dilihat sebagai korban atau masalah, melainkan individu yang memiliki hak untuk hidup produktif dan bermakna.

Drs. Mustafa Andi Mappangara, mantan Sekretaris Daerah Kota Parepare, menyoroti pentingnya peran media sebagai penggerak opini publik. Ia menyatakan bahwa media adalah alat efektif untuk menyampaikan pesan kesehatan yang benar, mendidik masyarakat tentang pencegahan, pengobatan, serta hak-hak ODHA.

Dengan posisi Parepare sebagai kota transit, kota ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat edukasi yang inklusif dan progresif. Kolaborasi dengan AHF memperkuat langkah ini melalui program deteksi dini, pencegahan penularan, dan terapi ARV. Sebagai organisasi internasional yang beroperasi di lebih dari 45 negara, AHF membawa pengalaman global yang mampu memberikan dampak nyata di tingkat lokal.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa sinergi antara organisasi lokal dan global dapat menjadi kekuatan besar untuk memerangi HIV/AIDS. Namun, perubahan sosial membutuhkan waktu dan usaha yang berkelanjutan. Semua pihak pemerintah, komunitas, media, dan lembaga internasional harus bersatu dalam menciptakan kesadaran publik dan memberantas diskriminasi.

Media, dengan narasi inklusifnya, memiliki kekuatan untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap ODHA. Parepare telah menunjukkan bahwa langkah kecil dengan visi besar mampu menciptakan perubahan lokal sekaligus memberikan inspirasi global.

Melalui pelatihan yang relevan, pemberitaan berbasis fakta, dan pendekatan humanis, stigma HIV/AIDS perlahan dapat diatasi. Kota ini menjadi bukti bahwa semangat komunitas lokal mampu membawa harapan baru dalam perjuangan melawan diskriminasi.

Dengan komitmen bersama, dunia yang inklusif, adil, dan penuh empati terhadap ODHA bukan lagi impian, melainkan tujuan nyata yang dapat kita wujudkan. (*)

Catatan: YPKT menyelenggarakan Pelatihan Jurnalis Peduli HIV/AIDS bertema “HIV/AIDS dalam Perspektif Media: Mencegah Stigma Diskriminasi, Meningkatkan Pengetahuan.” Kamis, 27 Maret 2025, di Lantai III RS Hasri Ainun Habibie.

Pos terkait