Stok Gula Pasir Terbatas, Bulog: Kosong Sejak Desember 2019

PAREPOS.CO,.ID, PAREPARE- Stok gula terbatas. Harga naik drastis. Solusi yang akan ditempuh pemerintah tampaknya akan berjalan pahit. Sebab keran impor dibuka, namun terkendala virus korona. Lebih pahit lagi dirasakan Dinas Perdagangan Parepare. Bermaksud melakukan operasi pasar mengatasi kenaikan dan menjelang Ramadan, namun gula tak tersedia. Bulog sebagai mitra kerja sudah ‘angkat tangan’. Sudah kehabisan stok. Sejak Desember 2019.

Sekretaris Dinas Perdagangan Parepare, Siti Rahma, mengaku, beberapa hari ini harga gula memang mengalami kenaikan. Rata-rata Rp5 ribu per kilo. Menurutnya, stok gula secara nasional memang mengalami penurunan. Stok pemasok gula terbesar pun, kata dia, sudah kosong.
“Ada swalayan yang menjual Rp15 ribu per kilo. Berdasarkan koordinasi yang telah dilakukan pihak kami dengan provinsi, stoknya memang mengalami penurunan,” terangnya.

Bacaan Lainnya

Meski demikan, pihaknya berharap segera ada solusi. Menyusul telah diterbitkannya izin impor gula oleh Menteri Perdagangan, belum lama ini. Diputuskan pada rapat koordinasi Kementerian Perdagangan. Jumlahnya diperkirakan sebanyak 438.802 ton. “Antisipasi di daerah, akan melakukan operasi pasar. Bekerja sama dengan Bulog yang merupakan mitra kami pada setiap kegiatan operasi pasar,” ujarnya Siti Rahma.

Hanya saja operasi pasar tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Bulog tak ada persediaan. Wakil Kepala Cabang Bulog Parepare, Irdiani, mengungkapkan, untuk stok gula di gudang Bulog Parepare sudah habis sejak akhir Desember 2019. Salah satu faktor tidak adanya ketersediaan karena belum ada impor dari China karena serangan virus korona. “Rekomendasinya sudah ada dari Kementerian Pertanian (Kementan). Kami berupaya pada Februari 2020 kemarin sudah ada impor gula. Tapi virus korona membuat rencana tertunda,” tuturnya, di ruang kerjanya.

Stok gula 2019 lalu, Bulog Parepare memiliki persediaan sebanyak 200 ton. Tapi Desember sudah habis. Pihaknya, kata Irdiani, sudah mewarning bahwa harga gula akan naik. Seiring semakin berkurangnya stok gula yang ada di Bulog. “Kita tidak bisa juga menahan gula yang ada di Bulog karena posisinya mekanisme pembelian komersil. Sehingga, akhir tahun itu memang kami akan habiskan,” jelas Irdiani, didampingi Kepala Seksi Pengadaan Bulog Parepare, Rajamuddin

Bulog beberapa tahun ini memang melakukan impor gula dari China untuk memenuhi kebutuhan. Alasannya, dapat menekan harga. Dibandingkan mengambil gula lokal yang memiliki harga eceran tertinggi (HET). Sementara Bulog tidak memiliki subsidi dari pemerintah terkait gula.
“Kemarin kami sudah mau mengambil gula dari Banyuangi, tapi posisinya sampai di sini harganya di atas HET. Sedangkan kami tidak memiliki subsidi terkait gula. Makanya kami tunggu jadwal untuk impor gula dari China,” ungkap Kepala Seksi Pengadaan Bulog, Rajamuddin.

Habisnya stok dan kenaikan harga gula di Parepare membuat khawatir warga. Apalagi, menjelang Ramadan 2020. Data yang diperoleh PARE POS, konsumsi gula untuk warga Parepare setiap bulannya sekitar 20,2 ton. Jika diakumulasikan, warga Parepare mengonsumsi gula sekitar 242,4 ton per tahun.  Pantauan di lapangan, harga gula kristal putih (GKP) atau gula pasir konsumsi semakin melonjak. Sudah menembus Rp17 ribu per kilo. Dari sebelumnya Rp12 ribu per kilo. Di tingkat pedagang pengecer, harga gula pasir yang normalnya berada di kisaran  Rp13,5 ribu per kilogram naik menjadi  Rp 17 ribu per kilogram.

Salah seorang warga Kecamatan Ujung Eni, mengatakan, kenaikan tersebut membuatnya kaget. Karena sangat drastis. Itu pun harus berkeliling di beberapa tempat. Beberapa mini market yang biasanya tempat membeli gula, stoknya sudah kosong.
“Saya beli Rp17 ribu per liter. Naiknya sampai Rp5 ribu per liter dari sebelumnya Rp12 ribu per liter,” katanya, Kamis, 12 Maret.

Salah seorang pedagang campuran di Pasar Semi Moderen Lakessi Parepare, Hendri, mengaku jika kenaikan harga gula naik sejak seminggu terakhir. Hendri mengaku naiknya harga gula lantaran stok yang mulai menghilang dari pasaran.
“Sudah seminggu ini naik. Kalau per liternya menjadi Rp15 ribu dari harga Rp12 ribu. Barang memang tidak ada. Stok berkurang. Saya jual itu stok yang masih ada,” ungkapnya. (mat)

Pos terkait