KILASSULAWESI.COM, PAREPARE- Proyek gedung balai nikah dan manasik haji di Lapadde, Parepare memakan korban. Dua pekerja bangunan tewas atas nama Abdullah (19) warga Jeneponto dan Jajan (20) warga Takalar. Satu orang lainnya kritis atas nama Jufri yang mengalami patah tulang warga Takalar. Infomasi yang dihimpun, Minggu 27 September, siang kemarin, satu orang meninggal di tempat kejadian yakni Abdullah . Satunya lagi meninggal dunia di rumah sakit yakni Jajan.
Konsultan pengawas dari CV Karajae Konsultan, Mansur Mantire menyayangkan kejadian tersebut. Mansur mengaku atap bangunan itu roboh akibat kelalaian pelaksana bangunan.
Kata dia, mereka tergesa-gesa menaiki atap bangunan yang belum siap dikerjakan. “Kesalahannya pelaksana di lapangan. Belum waktunya dibuka malnya, eh sudah baik atap melakukan plaster. Sehingga atap bangunan itu roboh,” tukas Mansur.
Dia menyebut, proyek bangunan itu akan dikerjakan selama 120 hari atau enam bulan. “Target kami pengerjaan selama 120 hari,” sebutnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Parepare, Iptu Asian Sihombing menuturkan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). “Kami masih melakukan penyelidikan. Fakta di lapangan ada tiga orang korban merupakan pekerja. Kami juga masih mengumpulkan saksi untuk mengungkap peristiwa ini. Satu kritis, satu meninggal di tempat dan satu orang meninggal di rumah sakit. Semua korban merupakan buruh bangunan. S
ementara itu, Kepala Kementerian Agama Parepare, Abdul Gaffar mengaku, pembangunan tersebut harus terus berjalan. Meski memakan korban jiwa. “Itu kan murni hanya kecelakaan pekerja. Jadi proyek tetap dilanjutkan karena itu program nasional. Saat ini saya laporkan kejadian itu ke pusat,” kata Gaffar.
Anggaran proyek itu bersumber dari APBN 2020 sebesar Rp773.399.000. Proyek yang bersumber dari APBN/SBSN tahun 2020 dikerjakan oleh CV Karmindah Mitra Bersama berlokasi di KUA Kecamatan Ujung, Kelurahan Lappade, Parepare. Peletakkan batu pertama gedung itu pada 4 Agustus 2020.(ami/B)