KILASSULAWESI.COM,PAREPARE– Pasangan suami istri warga Tappalan, Kecamatan Simboro, Kabupaten Majene, Sitti Fatimah (35) tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada ilahi. Dirinya bersama suami dan anak laki-lakinya selamat dari bencana gempa bumi bermagnitudo 6,2 pada, Jumat 15 Januari, dini hari kemarin. Meski keduanya selamat, namun anak semata wayangnya Erfandi (3) harus menjalani perawatan intensif di Ruang ICU RSU Andi Makkasau, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Saat ditemui di ruang ICU, Rumah Sakit Andi Makkasau (RSAM), Fatimah bercerita bagaimana dia dan keluarga berhasil lolos dari maut. Saat kejadian, kata Fatimah, baru saja hendak memejamkan mata saat sang buah hati sudah terlelap. “Waktu kejadian yang parah ini malam sekitar jam 02.30 saya kasi tidur anak di kamar, tiba-tiba bengunan rumah langsung ambruk,”katanya.
Naluri keibuan Fatimah pun langsung muncul kala itu , badannya dijadikan tameng untuk melindungi putra semata wayangnya tersebut. “Sempat kulindungi badannya , tapi kepalanya kena(reruntuhan) , kalau badanya aman karena kena badanku , badan memar semua tapi yang penting anak selamat,”terangnya.
Dalam keadaan panik dan sempoyongan, dia pun langsung lari keluar rumah menggendong anaknya. “Saat itu anak saya dalam keadaan tidak sadar selama 5 menit , langsung dikasi nafas buatan sama ayahnya , tidak lama kemudia langsung sadar tapi muntah-muntah,”bebernya.
Fatimah dan suaminya dalam gelap meminta pertolongan, namun warga sekitar juga sudah menyelamatkan diri lari ke tempat yang lebih tinggi karena takut akan ada sunami. “Akhirnya saya dan suami berjalan kaki sambil menggendong anak ke jalan poros mencari pertolongan, sampai pagi baru ketemu tim medis,”kenangnya.
Derita Fatimah tidak berhenti sampi disitu. Keterbatasan obat dan perawatan medis lainnya menjadi kendala. “Hanya ada cairan infus saja, sehingga saya berinisiatif ke Kota Mamuju, pasa dapat kendaraan menuju mamuju, di tengah jalan terhambat karena akses jalan masih tertutup,”ungkapnya.
Kondisi ini membuat Fatimah nyaris putus asa. Dia tetap memutar otak, dibenaknya keselamatan sang buah hati adalah hal utama. “Dalam keadaan sudah putus asa , suami saya menemukan ada mobil relawan yang hendak balik ke Makassar, saya langsung berfikir ikut saja , yang penting bisa keluar dulu dari lokasi bencana, apakah nanti sampai di Parepare atau Makassar itu urusan belakang,”tandasnya.
Dirinya mengaku baru merasa tenang setelah sampai di Kota Parepare dan putranya langsung mendapatkan penangnana medis. “Sampai di Parepare tadi pagi di RS Sumantri, dan dirujuk ke RSU Andi Makasau, Alhamdulillah pelayanan di RS ini sangat baik, kami terlayani dengan baik,”pujinya.
Kasubid Auhan dan Bina Keperawatan RSU Andi Makkasau, Firman mengaku saat ini pihaknya tengah merawat dua korban bencana gempa Sulbar. “Ada dua orang yang sementara kami rawat dari Kecamatan Simboro, Mamuju yang dievakuasi kesini,”jelasnya.
Namun, saat ini keluarga Fatima membutuhkan banyuan dermawan. Terlebih ketiganya datang hanya dengan pakaian yang melekat ditubuhnya.(*/ade)