Kedelai Impor Mahal, Harga Tempe dan Tahu Normal di Sidrap

KILASSULAWESI.COM, SIDRAP — Pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Sidrap tak menaikkan harga komoditasnya, meski kedelai impor mahal. Mereka tetap berproduksi seiring melonjaknya harga kedelai impor yang menjadi bahan utama produksi. Salah satu perajin tahu di jalan Jenderal Sudirman, Lingkungan II Patommo, Kelurahan Arawa, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Zainal mengatakan, sepekan terakhir harga kedelai impor mencapai Rp9.200/kg, atau jauh lebih tinggi dibandingkan harga normal Rp8.700/kg. “Saya ambil kedelai di Gunung Jati, Kota Makassar,” kata Zainal saat ditemui, Senin 4 Desember 2021.

Zainal mengaku pasrah dengan melonjaknya harga kedelai. Sebab, kata dia, pelanggan tak mau membeli jika harganya juga dinaikkan. “Kita pasrah saja, yang penting ada untuk buat makan. Karena kalau tidak bekerja kami mau makan apa, sementara kredit jalan terus,” keluhnya. Selain tak menaikkan harga, katanya, ukuran tempe dan tahu yang ia produksi tetap sama seperti biasanya. “Pernah saya coba siasati waktu tahun kemarin (2020, red) untuk kurangi ukurannya, tetapi banyak orang yang tak mau beli. Jadi kita rugi,” katanya.

Bacaan Lainnya

Zainal menyebut, saat ini memproduksi tahu dan tempe hanya 100 kilogram saja. Sebelumnya, kata dia, tahu dan tempe yang diproduksi bisa mencapai 150 kilogram. “Biasanya saya pesan kedelai sebanyak tiga ton dalam dua kali sebulan. Kadang masih ada lebihnya,”jelasnya. Ia pun berharap harga kedelai impor ke depannya sudah stabil. “Semoga harga kedelai turun, agar usaha kita bisa lancar,” harapnya. (ami/B)

Pos terkait